Tabloid-Nakita.com - ASI perah menjadi cara yang banyak ditempuh oleh Mama untuk tetap memberikan ASI eksklusif kepada si kecil. Alasan waktu pula yang membuat banyak orang memilih memanaskan ASI dengan menggunakan microwave. Namun, hal tersebut ternyata tidak boleh dilakukan lo, Mam. Mama harus mengetahui cara memanaskan ASI dari kulkas yang tepat dan tida mengurangi asupan gizi dari ASI.
Baca juga: Cara tepat memberi ASI perah
Dr. Geetika Gangwani, salah seorang konsultan laktasi mengatakan saat memanaskan susu dengan microwave, panas yang beredar tidak secara keseluruhan. Oleh karena itu, ada beberapa bagian ASI yang memiliki berkas panas dan ada yang pula yang masih dingin. Di sisi lain, panas yang ditimbulkan dari microwave terlalu tinggi sehingga memungkinkan bayi terluka saat meminumnya.
Memanaskan dengan menggunakan microwave juga membunuh banyak zat yang berguna untuk kekebalan tubuh anak dan zat yang berguna untuk melindungi infeksi pada anak. Untuk itu, Mama harus berpikir dua kali untuk memanaskan ASI perah dengan microwave. Lalu, bagaimana caranya untuk memanaskan ASI perah yang benar? Mama memang harus merelakan sedikit waktu untuk hal ini.
Baca juga: Cara tepat menyimpan ASI perah
Menurut Dr. Geetika, ASI perah dapat bertahan tiga hingga empat jam di suhu ruangan. Untuk itu, tak seluruh ASI perah harus dimasukkan ke kulkas. Jika sudah lebih dari empat jam di luar kulkas Mama harus membuangnya karena sudah busuk. Bagi Mama yang bekerja dan harus menyimpan ASI perah di kulkas, Mama bisa menyimpan ASI perah hingga 5 hari di kulkas. Untuk memanaskannya, siapkan semangkuk air hangat dan rendam ASI di dalam mangkuk dengan suhu ruangan.
Baca juga: Begini cara tepat memanaskan ASI perah
Cara memanaskan ASI dari kulkas tersebut menjadi cara yang alami. ASI perah akan mendapatkan panas secara tida langsung dan perlahan-lahan sehingga tidak merusak sistem imun dan perlindungan terhadap bakteri. Mama bisa meminta pengasuh atau anggota keluarga lain untuk membantu memanaskan ASI dengan cara yang tepat.
(Niken/The Health Site)
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR