Nakita.id - Penyakit demensia dan alzheimer sering disalahpahami sebagai penyakit yang sama.
Moms mungkin pernah mendengar tentang penyakit demensia dan alzheimer.
Demensia dan alzheimer kerap diasosiasikan dengan orang lanjut usia.
Dilansir dari laman Healthline, demensia dan alzheimer bukan penyakit yang sama.
Dementia merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan gejala berkaitan dengan ingatan, performa keseharian, dan kemampuan komunikasi.
Sementara alzheimer adalah salah satu tipe dari penyakit demensia.
Alzheimer merupakan penyakit yang bisa memperburuk ingatan, bahasa, dan pikiran seiring dengan berjalan waktu.
Meski kerap dikaitkan dengan orang lanjut usia, dewasa muda juga bisa mengalami sakit demensia atau alzheimer.
Dan lagi, risikonya akan terus mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya usia.
Demensia dan alzheimer sendiri sering ditemukan pada seseorang yang berusia 65 tahun ke atas.
Simak penjelasan lengkapnya!
Apa Itu Demensia?
Menurut WHO, demensia merupakan sindrom dan bukan penyakit.
Sindrom merupakan kumpulan gejala yang tidak memiliki diagnosis secara jelas.
Demensia sendiri berdampak pada kondisi kognitif seperti ingatan dan cara berpikir.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, salah satu yang paling umum adalah penyakit alzheimer.
Seseorang bisa mengalami lebih dari satu jenis demensia.
Ini disebut sebagai demensia campuran karena menunjukkan beberapa gejala demensia.
Saat demensia semakin berkembang, ini bisa menimbulkan dampak besar pada kemandirian seseorang.
Tentunya, kondisi tersebut akan memberikan beban emosi dan finansial kepada keluarga.
Sebagai informasi, demensia masuk dalam 5 penyebab kematian terbanyak di dunia.
Dan diperkirakan akan terus mengalami peningkatan 30 tahun ke depan.
Baca Juga: Kisah Pilu Balita Cantik yang Alami Demensia Sejak Usia 3 Tahun, Begini Reaksi Sang Orangtua
Apa Itu Alzheimer?
Ketika orang didiagosis menderita penyakit alzheimer, sel di otaknya mati dan hubungan antara sel otak rusak.
Salah satu yang menjadi gejala alzheimer adalah endapan protein yang tidak normal yang disebut plak.
Plak ini akan menghalangi komunikasi di antara sel-sel otak dan neuron.
Dalam kasus parah, otak penderita alzheimer mengalami penyusutan.
Kondisi ini bisa terus berlangsung selama bertahun-tahun sejak gejala bermula.
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR