Tabloid-Nakita.com - Di zaman modern ini, proses memberi nama bayi lebih merupakan aktivitas kreatif dari kedua orangtua. Baik suami maupun istri akan melakukan diskusi dinamis untuk memunculkan ide nama anak. Kesepakatan saat memberi nama bayi diperoleh setelah mereka memunculkan beberapa pilihan nama, dengan keputusan akhir umumnya setelah melihat kondisi anak saat lahir.
Baca: Mencari Nama Bayi Tanpa Memicu Konflik Keluarga
Namun dari sisi pandang kakek nenek, nama bayi harus mengandung nilai-nilai spiritual yang perlu dilanggengkan. Hal ini sering menimbulkan pertentangan antara kreativitas dan nilai-nilai tradisional, sehingga akhirnya orangtua harus mencari titik kompromi demi kebaikan banyak pihak.
Sebenarnya siapa sih yang dominan dalam hal penamaan bayi? Menurut psikolog Viera Adella, Psi, MPsi, bergantung pada budaya. Keluarga yang berasal dari budaya dengan garis keturunan laki-laki, sering kali mengandalkan “papa” yang berkontribusi lebih dominan dalam pemberian nama anak. Mengingat ada “nama keluarga papa” yang akan diturunkan pada si anak. Begitu pula sebaliknya dengan keluarga yang bergaris keturunan wanita.
Baca: Jangan Asal Memberi Nama Bayi
Terlepas dari itu, lanjut psikolog keluarga yang akrab disapa Della ini, ada beberapa aturan memberi nama bayi yang perlu Mama perhatikan:
* Memberi nama bayi adalah bagian dari pembentukan konsep diri anak di kemudian hari. Untuk itu janganlah terlalu mengabaikan doa dan harapan di balik nama yang dipilih.
* Upayakan memberi nama bayi yang berdampak pada terbentuknya citra positif pada anak. Bisa berupa kebanggaan, kenyamanan, penerimaan, kekuatan, dan sebagainya.
* Diskusikan pemberian nama bayi dengan suasana hati positif. Pilihlah waktu yang tepat (jangan dalam keadaan terdesak atau karena terpaksa).
Baca: Ini 5 Kesalahan Orangtua Dalam Memilih Nama Anak
* Saat memberi nama bayi, pelajari filosofi dari berbagai budaya ataupun agama. Hal ini berguna agar orangtua mendapatkan nama yang sekaligus menjadi semangat kelanggengan nilai-nilai positif yang diyakini oleh keluarga.
* Saat memberi nama bayi, siapkan juga nama panggilannya. Mengingat salah satu pembentukan identitas diri pada masa bayi adalah dengan panggilan namanya. Nama panggilan, sejatinya harus terdengar mudah untuk diikuti oleh anak. Jangan sampai anak menjadi “frustrasi” dengan nama panggilannya sendiri, karena rumitnya penyebutan nama mereka.
Simak 5 Destinasi Sejuk di Indonesia serta Rekomendasi Gaya agar Tetap Nyaman dan Hangat dari Uniqlo
KOMENTAR