Tabloid-Nakita.com - "Bayi saya (3 bulan, TB/BB = 5 kg/56 cm), tidurnya selalu miring, apalagi kalau selesai ASI. Kalau diluruskan tidurnya sebentar, nanti balik miring lagi. Saya takut nanti bentuk kepalanya berubah. Normalkah jika bayi selalu tidur miring? Apakah nanti bentuk kepalanya berubah jadi tidak normal?" (Emil Octarudimayanti, via email)
Menurut dr. Rifan Fauzie, SpA, dari RSAB Harapan Kita, Jakarta, sebagian bayi memang memiliki kebiasaan-kebiasaan yang berbeda. Di antaranya adalah bayi tidur pada posisi miring ke arah tertentu. Untuk beberapa waktu hal ini biarkan saja terjadi. Perlahan-lahan ubahlah posisi tidurnya meskipun seringkali ia akan kembali ke posisi semula yang ia senangi.
Masalah bentuk kepala memang dapat saja dipengaruhi akibat posisi tidur tertentu. Namun selama volume otak, lingkar kepala dan perkembangan neuromotorik dan kognitifnya masih dalam batas normal maka tidak apa-apa.
Ada pun riset yang dilakukan di Belanda dan dimuat di British Medical Journal mengungkapkan, bentuk kepala bayi tidak mengalami perubahan berarti saat memasuki usia 2 tahun. Begitu pun dengan jumlah bayi yang mengalami perubahan ke bentuk kepala yang normal. Sebagian besar orangtua malahan melaporkan adanya efek samping dari penggunaan helm khusus untuk mengatasi kepala bayi yang datar, seperti iritasi kulit, bau tidak sedap, keringat, dan rasa sakit.
Sebenarnya, Mama bisa mengatasi masalah ini dengan cara yang lebih ekonomis. Misalnya, rajin mengubah posisi bayi ketika tidur atau menggendongnya saat sedang terbangun (sehingga tidak terus tidur). Jadi, agar kepala bayi tidak peyang, hindari bayi selalu tidur miring ke arah tertentu.
(*)
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
KOMENTAR