“Misalnya untuk kanker kolorektoral, sekarang untuk laki-laki usia diatas 50 tahun sudah bisa melakukan deteksi dini gratis di fasyankes,” kata Menkes.
Kemudian dari segi peralatan medis, Kemenkes berupaya memenuhinya berdasarkan jenis kanker yang paling banyak diderita masyarakat.
Menkes membeberkan bahwa saat ini Kemenkes berupaya memenuhi alat deteksi dini untuk penanganan kanker pada wanita, pria maupun anak.
Diantaranya ada mammografi dan USG di 514 kabupaten/kota untuk deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks pada perempuan.
Pemenuhan CT Scan di 514 kabupaten/kota untuk deteksi dini kanker kolorektoral pada laki-laki. Serta pemenuhan 10.000 hematoanalyser untuk mendeteksi kelainan darah putih pada anak-anak.
“Kanker payudara paling banyak diderita perempuan, kita sudah memasang 6000 USG, mudah-mudahan 10.000 USG bisa kita penuhi tahun ini. Kedua ada serviks, kita sudah wajibkan vaksinasi HPV. Testingnya nanti kita geser dari tes IVA dan papsmear ke HPV DNA, ini untuk pencegahan,” jelas Menkes.
Adapun prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan kanker terbagi dalam beberapa tindakan. Berikut beberapa di antaranya:
- Tes pencitraan dilakukan dengan menggunakan sinar X, gelombang suara, magnet, dan radioaktif.
Tes pencitraan bisa dilakukan dengan banyak cara seperti, computed tomography atau CT scan, magnetic resonance imaging (MRI), rontgen (pemeriksaan X-ray), USG dan pemindaian nuklir.
- Kemudian ada prosedur endoskopi. Prosedur ini pun memiliki banyak jenisnya, mulai dari bronkoskopi, kolonoskopi, laparoskopi, dan sistoskopi.
- Serta pemeriksaan dengan cara biopsi di mana tindakan mengangkat jaringan dalam tubuh untuk dijadikan sampel laboratorium.
Baca Juga: Cegah Risiko Kanker Sejak Dini, Berikut Jadwal Imunisasi Anak di Posyandu yang Harus Diikuti
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR