- Bengkulu
- DKI Jakarta
- Bali
Alasan terjadinya cuaca ekstrem karena sirkulasi siklonik terpantau di Laut Timor sebelah timur NTT yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang dari Laut Timor hingga Laut Sawu dan di Samudera Hindia Tenggara NTT.
Daerah konvergensi lain terpantau memanjang di Laut Andaman, dari Samudera Hindia Barat Sumatera Barat hingga Aceh, dari Selat Karimata hingga Jambi, dari Kalimantan Tengah hingga Kalimantan Barat, dari Laut Sulawesi hingga Sulawesi Tengah, dari Laut Sulu hingga Kalimantan Utara, dan dari Papua bagian Tengah hingga Laut Arafuru.
Daerah konfluensi (pertemuan angin) juga terpantau memanjang dari pesisir selatan Jawa hingga Samudera Hindia Barat Daya Lampung.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan konvergensi/konfluensi di sepanjang daerah konvergensi tersebut.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem Rabu, 15 Maret 2023, BMKG Beri Peringatan untuk Wilayah Ini
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR