Nakita.id - Apakah Moms dan Dads pernah mendengar istilah TBC usus?
TBC usus adalah kondisi ketika bakteri Mycobacterium tuberculosis menginfeksi organ perut, peritoneum (selaput dalam rongga perut), dan usus.
Biasanya orang yang berisiko terserang TBC usus ini adalah orang dengan daya tahan tubuh rendah.
Seperti penderita kekurangan gizi, diabetes, bahkan HIV.
Lantas, apa saja gejala yang perlu Moms dan Dads waspadai? Lalu, bagaimana pengobatannya?
Sebagai informasi, gejala penyakit ini seringkali bersifat tidak spesifik.
Bahkan, sulit dibedakan dengan penyakit usus lainnya seperti kanker usus dan penyakit Crohn.
Akan tetapi, gejala umum yang biasanya terlihat adalah sebagai berikut:
- Sakit perut
- Demam
- Penurunan berat badan
Baca Juga: Waspada Perokok Aktif Lebih Berpotensi Terkena TBC, Ini Faktanya!
- Konstipasi atau sembelit
- Diare
- Pembesaran hati dan limpa
- Buang air besar berdarah
Pada beberapa kasus, TBC usus dapat menyebabkan penyumbatan usus yang justru merupakan kondisi darurat.
Beberapa gejalanya seperti perut tegang, terasa benjolan di perut, hingga muntah.
Hingga saat ini, untuk pengobatannya masih menimbulkan banyak perdebatan.
Akan tetapi, secara garis besar, pengobatan TBC usus meliputi sebagai berikut:
Sebagai informasi, obat yang digunakan untuk TBC usus ini sama dengan antibiotik untuk TBC paru.
Contoh obatnya adalah rifampicin, isoniazid, pyrazinamid, dan ethambutol.
Untuk durasi pengonsumsiannya masih terus dipelajari sampai sekarang.
Baca Juga: Kenali Risiko TBC pada Ibu Hamil dan Cara Mengatasinya yang Tepat
Namun, penelitian menunjukkan untuk konsumsi obat antituberkulosis selama 6 bulan memberikan hasil yang memuaskan.
Sementara itu, pengobatan lebih dari 6 bulan mungkin diperlukan untuk kasus TBC usus yang disertai komplikasi.
Selain dengan obat, pengobatan juga bisa dilakukan melalui tindakan operasi.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa kasus ini akan dibutuhkan tindakan jika disertai komplikasi.
Seperti perforasi (lubang), adhesi (perlekatan), fistula, pendarahan, obstruksi (penyumbatan) usus.
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, gejala TBC usus seringkali bersifat tidak spesifik.
Maka dari itu, sebaiknya Moms dan Dads segera temui dokter untuk berkonsultasi, serta menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Terlebih, jika Moms dan Dads berisiko terkena TBC.
Apabila Moms dan Dads sudah mengonsumsi obat kemudian sembuh tapi masih merasakan beberapa gejala, jangan ragu untuk memeriksakan diri kembali ke dokter.
Hal ini mungkin disebabkan oleh penyempitan atau perlekatan usus yang masih berlanjut setelah terapi.
Semoga informasi di atas bermanfaat ya, Moms.
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR