Nakita.id – Cacingan merupakan salah satu penyakit yang cukup umum dialami oleh anak-anak.
Anak-anak bisa terkena cacingan ketika mereka secara tidak sengaja mendapatkan telur cacing di tangan mereka dan menelannya.
Ini mungkin terjadi jika mereka memasukkan tangan ke mulut atau menggigit kuku setelah bersentuhan dengan orang yang terkena cacingan atau dengan debu, mainan, atau sprei yang terinfeksi cacing.
Setelah tertelan, telur masuk ke usus kecil anak-anak, tempat mereka menetas dan bertelur lebih banyak di sekitar anus.
Kemudian, bisa membuat bokong anak-anak sangat gatal.
Jika anak-anak menggaruk bokongnya dan kemudian menyentuh mulutnya, mereka dapat menelan telurnya lagi, sehingga siklusnya berulang.
Meskipun tidak membayakan, Moms perlu tahu apa saja penyebab supaya dapat menghindarinya.
Karena anak-anak cukup dinamis dan aktif, mereka cenderung mudah bersentuhan dengan kuman.
Misalnya bersentuhan dengan permukaan yang terinfeksi seperti yang mengandung telur atau kuman di taman bermain atau hewan peliharaan yang terinfeksi cacing.
Menelan atau menghirup telur cacing kremi secara tidak sengaja menyebabkan infeksi cacing kremi.
Dilansir dari Mayo Clinic, telur kecil dapat terbawa ke mulut melalui makanan, minuman, atau jari yang terkontaminasi.
Baca Juga: Tanda-Tanda Anak Cacingan yang Jarang Disadari Orangtua
Setelah tertelan, telur menetas di usus dan matang menjadi cacing dewasa dalam beberapa minggu.
Cacing kremi betina bergerak ke daerah anus untuk bertelur, yang sering menyebabkan rasa gatal di area ini.
Saat menggaruk area yang gatal, telur menempel di jari dan masuk ke bawah kuku.
Telur kemudian dipindahkan ke permukaan lain, seperti mainan, tempat tidur atau dudukan toilet. Mereka dapat bertahan selama dua hingga tiga minggu di permukaan.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, telur cacing dapat menempel di permukaan termasuk mainan, alas tidur dan lainnya selama berminggu-minggu.
Oleh karena itu, penting untuk membersihkan permukaan secara teratur untuk mencegah penyebaran telur cacing atau mencegah infeksi ulang.
Ketika anak menyentuh benda-benda di sekitar rumah tanpa mencuci tangan, telurnya bisa menyebar ke orang lain di rumah juga.
Dengan demikian, mencuci tangan adalah langkah tepat untuk mencegah penyebarannya.
Sebaliknya jika, dilakukan ala kadarnya tidak ada yang menjamin bahwa telur cacing akan hilang.
Untuk mengurangi risiko terkena atau menyebarkan infeksi, cuci tangan dengan baik setelah menggunakan toilet atau mengganti popok dan sebelum makan.
Meskipun siapa pun dapat mengembangkan penyakit cacingan, kemungkinan besar terjadi pada anak-anak.
Baca Juga: Penyebab Anak Cacingan yang Umum Terjadi Tapi Masih Disepelekan Orangtua
Faktor risiko tertentu juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi, seperti:
- Berbagi rumah tangga dengan orang yang terinfeksi
- Tidak sering mencuci tangan
- Tinggal di lingkungan yang padat dan ramai
- Sering mengisap jempol
Moms tidak perlu khawatir karena sebagian besar infeksi cacing dapat dengan mudah diobati.
Dokter akan meresepkan obat anti-parsit. Obat cacing juga tersedia tanpa resep, namun disarankan untuk mencari nasihat profesional dari dokter.
Penting untuk mengikuti praktik kebersihan yang baik bersama dengan pengobatan untuk pemulihan yang lebih cepat dan efektif.
Perawatan membantu menyingkirkan cacing dan meredakan gejala. Perawatan melibatkan dua dosis obat bebas atau resep yang berjarak 2 minggu terpisah.
Dilansir dari Medical News Today, obat umum yang digunakan untuk mengobati cacing kremi meliputi albendazol, mebendazol dan pyrantel pamoate.
Karena infeksi menyebar dengan mudah di antara orang yang tinggal bersama, pengobatan juga harus mencakup semua orang yang tinggal serumah.
Baca Juga: Ciri Anak Cacingan pada Mata, Benarkah Mata Sering Berkedip Salah Satu Tandanya?
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR