Nakita.id - Pada materi bab 6 Bahasa Indonesia SMA kelas 12 kurikulum merdeka, ada materi mengenai menyusun kritik sastra.
Kritik sastra merupakan salah satu cabang ilmu sastra untuk menghakimi karya sastra.
Fungsi dari kritik sastra diantaranya mengkaji dan menafsirkan dari karya sastra secara lebih luas.
Biasanya, kritik sastra dihasilkan oleh kritikus sastra.
Adanya kritik sastra ini memungkinkan suatu karya sastra bisa dianalisis, klasifikasi, juga dinilai.
Penulis kritik sastra harus bisa mengurai pemikiran, paham-paham, hingga pandangan hidup yang terdapat dalam suatu karya sastra.
Penting bagi peserta didik untuk menyusun kritik sastra dengan memperhatikan aspek pengetahuan dan pandangan penulis.
Dalam menyusun kritik, ada beberapa hal yang harus dipegang oleh kritikus (penulis kritik).
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut.
1. Penulis kritik (kritikus) harus benar-benar membaca atau mengamati karya yang akan dikritik.
2. Kritikus harus membekali diri dengan pengetahuan tentang karya yang akan dikritisi.
Baca Juga: Membandingkan Kritik Sastra dan Esai, Bahasa Indonesia SMA Kelas 12 Kurikulum Merdeka
3. Kritikus harus mengumpulkan data-data penunjang dan alasan logis untuk mendukung penilaian yang diberikan.
4. Kritik yang disampaikan tidak hanya mengungkap kelemahan, tetapi harus seimbang dengan kelebihannya.
5. Jika diperlukan, kritikus menggunakan kajian teori yang relevan untuk mendukung penilaiannya.
Penulisan kritik sebaiknya dilakukan secara baik.
Bisa dengan mula-mula menyampaikan kelebihan dari sesuatu yang akan dikritik.
Kemudian baru menyampaikan kekurangannya.
Berikut contohnya supaya peserta didik lebih paham.
Contoh kritikan dengan menyampaikan kelebihan:
"Di antara rangkaian peristiwa yang dibangun dan dihidupkan oleh setiap tokohnya, menyelusup pula mitos tentang manusia harimau, potret bersahaja masyarakat pinggiran, dan keakraban kehidupan mereka. Sebuah pesona yang disampaikan lewat narasi yang rancak yang seperti menyihir pembaca untuk terus mengikuti kelak-kelok peristiwa yang dihadirkannya."
Contoh kritikan dengan menyampaikan kekurangan:
"Tentu saja, cara ini bukan tanpa risiko. Rangkaian peristiwa yang membangun alur cerita, jadinya terasa agak lambat. Ia juga boleh jadi akan mendatangkan masalah bagi pembaca yang tak biasa menikmati kalimat panjang."
Baca Juga: Cara Menyajikan Artikel Opini, Materi Bab 5 Bahasa Indonesia SMA Kelas 12 Kurikulum Merdeka
Peserta didik juga penting untuk tahu jenis dari kritik sastra.
Berikut ulasannya.
1. Kritik mimetik
Jenis kritik ini berpandangan bahwa suatu karya sastra merupakan gambaran dari dunia dan kehidupan manusia.
2. Kritik pragmatik
Ini berfokus pada kegunaan suatu karya sastra.
Misalnya untuk hiburan, pendidikan, estetika, dan sebagainya.
3. Kritik ekspresif
Ini menekankan analisis pada kemampuan pengarang dalam menuangkan idenya dalam bentuk karya sastra.
4. Kritik objektif
Kritikan ini berfokus pada karya sastra merupakan objek mandiri yang punya dunianya sendiri.
Baca Juga: Jenis Suluk dan Wayang, Bahasa Indonesia SMA Kelas 12 Kurikulum Merdeka
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR