Nakita.id - Selain orang dewasa dan anak, bayi juga bisa terserang penyakit TBC.
Sayangnya, tak banyak orangtua yang tahu apa saja ciri-ciri penyakit TBC pada bayi itu sendiri.
Bahkan, jarang orangtua yang mengetahui bagaimana cara penanganan TBC pada bayi ini.
Maka dari itu, sebagai orangtua, Moms perlu pelajari lebih lanjut terkait penyakit yang menyerang paru-paru ini.
Moms bisa simak artikel berikut untuk penjelasan lebih lengkapnya.
Pada dasarnya, gejala penyakit ini tidak menunjukkan ciri yang signfikan pada bayi.
Akan tetapi, Moms perlu mewaspadai apabila bayi mengalami beberapa gejala berikut.
- Terlihat sakit dan demam
- Tampak lelah
- Sulit bernapas
- Keterlambatan kenaikan berat dan tinggi badan
Baca Juga: Deteksi Penyakit TBC pada Anak Sejak Dini dengan Tes Mantoux, Apa Itu?
Penting diketahui, TBC pada bayi biasanya menyerang banyak organ.
Sehingga, bayi kemungkinan besar juga bisa mengalami pembesaran hati dan limpa.
Penyakit ini dapat menular pada bayi, khususnya yang berusia dibawah 1 tahun, dengan berbagai cara sebagai berikut:
Infeksi terjadi jika bakteri Mycobacterium tuberculosis melewati plasenta dan menginfeksi janin.
Plasenta sendiri adalah organ yang berperan memberi nutrisi pada janin.
Infeksi terjadi jika bayi baru lahir menghirup atau menelan cairan yang terinfeksi dari jalan lahir.
Infeksi terjadi jika bayi baru lahir menghirup tetesan yang terinfeksi.
Tetesan ini bisa berasal dari anggota keluarga atau perawat penderita TBC yang batuk-batuk atau bersin.
Moms harus tahu, sekitar 50% anak yang lahir dari ibu penderita TB aktif di paru-paru akan mengalami infeksi selama tahun pertama kehidupan.
Akan tetapi, Moms bisa mencegahnya dengan pemberian vaksin BCG pada bayi.
Vaksin BCG sendiri sudah bisa segera diberikan setelah bayi lahir.
Baca Juga: Jaga Anak Terlindung dari TBC, Ini 5 Cara Pencegahan yang Perlu Dilakukan
Penanganan terutama untuk bayi berusia dibawah 1 tahun biasanya mencakup isoniazid dan pengobatan lainnya.
Bayi dengan TB aktif akan diobati dengan kombinasi antibiotik berupa isoniazid, rifampisin, pirazinamid, etionamid, dan etambutol dan terkadang obat lain.
Pengobatan dilakukan selama 6 bulan lebih sampai benar-benar sembuh, dengan catatan rutin dan tidak terlewat satu pun.
Selain itu, ibu hamil yang berisiko tinggi alami TBC akan diberi isoniazid bersamaan dengan vitamin B6 (piridoksin) sebagai suplemen selama 9 bulan.
Namun, ibu hamil yang sudah terpapar penyakit ini tidak akan diberikan obat-obatan selama trimester pertama atau setelah persalinan.
Terakhir, ibu hamil dengan TB aktif akan diberikan kombinasi isoniazid, etambutol, dan rifampisin selama 9 bulan lebih.
Itu tadi penjelasan lengkap terkait penyakit TBC pada bayi.
Mulai dari ciri-ciri, cara penularannya, hingga cara penanganannya.
Apabila Moms masih memiliki pertanyaan, bisa dikonsultasikan kembali dengan dokter terkait ya.
Selain itu, jangan ragu-ragu juga untuk mencari informasi selengkap-lengkapnya terkait penyakit berbahaya ini.
Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Kenali Perbedaan Batuk Biasa dan Batuk TBC pada Anak di Sini
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR