Tabloid-nakita.com - Sejak tahun 2005, air susu ibu (ASI) mulai sering diperjualbelikan. Permintaan ASI yang semakin banyak untuk kebutuhan lain selain untuk bayi, menjadikan jual-beli ASI sebagai ladang bisnis yang menggiurkan. Seperti halnya di Amerika, Inggris, dan Cina, perdagangan ASI adalah hal yang biasa.
Tanpa regulasi yang ketat, perdagangan ASI dilakukan dengan mudah, seperti melalui media internet. Dari hasil perdagangan ASI, seorang ibu dapat mengantongi ribuan dollar. Tentunya bukan nilai yang sedikit, bukan?
Sampai saat ini perdagangan ASI masih menimbulkan pro dan kontra. Dari sekian banyak permintaan ASI, mungkin hanya sebagian saja, menjadi solusi bagi ibu yang membutuhkan ASI untuk anaknya. Tetapi hasil penelitian di Amerika menyebutkan bahwa 7 dari 8 sampel susu yang diperoleh dari perdagangan ASI di internet ternyata tidak diberikan ke bayi.
Memang pada awalnya ASI yang beredar di internet bertujuan untuk membantu para perempuan yang tak memproduksi cukup ASI. Namun, seiring berjalannya waktu, ASI juga dibeli oleh orang-orang yang berniat membentuk otot serta para penggemar makanan yang dipanggil "foodies" itu.
Pertukaran jual-beli ASI ada di mana-mana, terutama di Eropa dan Amerika, sebab belum ada regulasi yang mengatur. Sebagai contoh Food and Drug Administration (FDA) tak membatasi penjualan atau mengenakan aturan dan pengawasan seketat penjualan susu sapi. Sehingga, dapat dikatakan ASI yang diperjualbelikan itu tergolong liar, karena dijual tanpa melalui pengawasan dan uji klinis.
Baru pada tahun 2010, Food and Drug Administration membuat langkah. Lembaga ini mengutuk penjualan ASI secara online. FDA juga mengingatkan bahwa bayi yang mengonsumsi ASI ini bisa dalam bahaya. "Sebab, susu donor itu tak melewati pemeriksaan soal penyakit infeksi dan kandungan-kandungan yang berisiko," tegas FDA.
Salah satu situs penjual ASI, onlythebreast.com, menyarankan agar semua pembeli mempasteurisasi susu terlebih dahulu sebelum menggunakannya. Pengelola situs tersebut mengklaim kebanyakan penjual ASI yang mereka fasilitasi adalah orang-orang yang jujur, yang hanya ingin memberikan ASI yang aman bagi bayi-bayi yang membutuhkan.
(Ajeng/Berbagai Sumber)
Masih Banyak yang Keliru, Begini Cara Tepat Melakukan Toilet Training pada Anak
KOMENTAR