Nakita.id - Pada materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SNK kelas X, ada bahasan mengenai Q.S. al-Maidah/5: 48.
Peserta didik diminta membaca Q.S. al-Maidah/5: 48 lalu memahami terjemahannya.
Berikut bacaan Q.S. al-Maidah/5: 48 beserta terjemahannya:
“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan.” (Q.S. al-Maidah/5: 48).
Selanjutnya, peserta didik diminta menyalin tafsir Q.S. al-Maidah/5: 48 dalam kitab tafsir Al-Qur'an Kementerian Agama dan kitab tafsir lainnya.
Lalu, bandingkan dan lakukan analisa.
Menurut tafsir al-Misbah, Q.S. al-Maidah/5: 48 mengandung pesan-pesan mulia sebagai berikut:
1. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah Swt. dengan haq (kebenaran), yakni haq dalam kandungannya, cara turunnya, maupun yang mengantarnya turun (Jibril a.s.).
2. Kitab Al-Qur’an berfungsi membenarkan kitab-kitab sebelumnya, yakni Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s., Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s., dan Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s.
Dalam hal ini Al-Qur’an adalah muhaimin terhadap kitab-kitab terdahulu karena ia menjadi saksi atas kebenaran kandungan kitab-kitab terdahulu.
Baca Juga: Kunci Jawaban Agama Islam Kelas XI Kurikulum Merdeka Halaman 173 Essay
3. Kitab suci Al-Qur’an juga menjadi pengawas, pemelihara, penjaga kitabkitab terdahulu dan menjadi tolok ukur kebenaran terhadapnya, serta menjadi saksi untuk keabsahannya.
Dalam kedudukannya sebagai pemelihara, Al-Qur’an memelihara dan mengukuhkan prinsip ajaran Ilahi yang bersifat universal (kully) dan mengandung kemaslahatan abadi bagi umat manusia sepanjang masa.
4. Allah Swt. memerintahkan agar menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Hendaklah orang beriman memutuskan perkara berdasarkan kitab suci Al-Qur’an dan tidak boleh bertentangan dengannya.
Bahkan dalam Q.S. al-Maidah/5: 3 dinyatakan bahwa agama Islam telah sempurna, nikmat yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada kaum muslimin sudah sempurna, dan Allah Swt. telah meridai Islam sebagai jalan kehidupan semua manusia.
Maka tidak ada lagi alasan untuk meninggalkan sebagian ajarannya untuk berpindah pada ajaran lain.
5. Tiap-tiap umat memiliki aturan (syariat) yang akan menuntunnya menuju kebahagiaan abadi. Allah Swt. juga mengkaruniakan jalan terang (manhaj) yang dilalui oleh manusia dalam menjalankan aturan beragama.
6. Allah Swt. telah menjadikan syariat Nabi Muhammad Saw. sebagai penyempurna syariat para nabi terdahulu serta membatalkan syariat sebelumnya. Seandainya Allah Swt. menghendaki, niscaya umat Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s., dan umat Nabi Muhammad Saw. akan dijadikan satu umat saja. Tetapi hal ini tidak dikehendaki oleh Allah Swt.
7. Umat Islam diperintahkan untuk berlomba-lomba dengan sungguhsungguh dalam berbuat kebaikan dan menghindari perdebatan yang tidak perlu hingga menghabiskan waktu sia-sia. Allah Swt. telah menetapkan berbagai macam syariat untuk menguji siapakah di antara hamba-Nya yang
taat dan durhaka.
Bagi yang taat akan memperoleh pahala, sedangkan siksa bagi seseorang yang durhaka. Sesungguhnya semua manusia akan kembali kepada Allah Swt. dan akan diberitahukan apa yang telah diperselisihkan.
Hal yang diperselisihkan ini adalah tentang kehidupan akhirat. Orang-orang kafir tidak percaya adanya akhirat.
Karenanya mereka akan diberitahu dan mendapatkan balasan atas perbuatan mereka, yakni dimasukkan ke dalam api neraka.
Baca Juga: Kunci Jawaban Agama Islam Kelas XI Kurikulum Merdeka Halaman 170-172 Pilihan Ganda
Sedangkan bagi orang mukmin yang beramal shalih, akan mendapatkan balasan surga.
“Umat Islam diperintahkan untuk berlomba-lomba dengan sungguh sungguh dalam berbuat kebaikan dan menghindari perdebatan yang tidak perlu hingga menghabiskan waktu sia-sia”.
Perintah untuk berlomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat) juga terdapat dalam beberapa ayat Al-Qur’an, di antaranya terdapat dalam Q.S. al-Baqarah/2:148 berikut ini:
Artinya: “Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. al-Baqarah/2: 148)
Ayat tersebut secara tegas memerintahkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.
Kebaikan yang dilakukan oleh seorang mukmin akan mendapatkan balasan dari Allah Swt. Berlomba dalam kebaikan merupakan suatu ajakan kepada orang lain dengan dimulai dari diri sendiri untuk selalu menempuh jalan yang diridai oleh Allah Swt.
Mengapa seorang mukmin harus bersegera dalam berlomba-lomba dalam kebaikan? Karena kesempatan waktu hidup di dunia hanya sementara dan terbatas oleh ruang dan waktu.
Tidak ada yang tahu kapan seseorang akan dipanggil menghadap Allah Swt. Di samping itu, tidak ada yang tahu perubahan yang akan dialami oleh seseorang.
Bisa jadi malam ia beriman, esoknya sudah tidak memiliki iman. Atau malam ia masih
salat berjamaah di masjid, pagi terjerumus dalam kemaksiatan.
Itulah dia materi mengenai Q.S. al-Maidah/5: 48 melansir buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK kelas X kurikulum merdeka.
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR