Nakita.id - Jangan sampai Moms sepelekan preeklamsia saat hamil.
Preeklamsia adalah salah satu komplikasi kehamilan yang kerap dialami ibu hamil.
Preeklamsia biasanya muncul setelah mencapai usia kehamilan yang ke-20 minggu, dimana tekanan darah saat hamil semakin meningkat.
Komplikasi kehamilan satu ini memang tak dapat diobati.
Akan tetapi, Moms bisa mencegah preeklamsia dengan melakukan beberapa hal, yakni deteksi dini.
Lantas, apakah USG bisa mendeteksi ibu hamil terkena preeklamsia?
Ya! Moms sebenarnya bisa-bisa saja lo melakukan USG untuk mendeteksi preeklamsia saat hamil.
Bahkan, melansir Ultrasound Care, dokter kandungan mungkin akan merekomendasikan melakukan skrining ketika sudah mencapai usia kehamilan 12-14 minggu.
Selain mendeteksi preeklamsia, USG sejak dini juga dilakukan untuk mencegah bayi lahir prematur yang merupakan dampak dari komplikasi kehamilan ini.
Maka dari itu, pastikan Moms sudah melakukannya ketika mencapai usia kehamilan tersebut.
Terutama, jika Moms memang berisiko terkena preeklamsia selama masa kehamilan.
Baca Juga: Perbedaan Tanda Preeklamsia Ringan dan Berat Dilihat dari Gejala dan Pengobatannya
Melansir Cleveland Clinic via Nakita, sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti faktor risikonya.
Akan tetapi, banyak yang percaya bahwa komplikasi kehamilan ini dipicu oleh masalah kesehatan plasenta, organ yang berkembang di dalam rahim selama kehamilan.
Moms harus tahu, plasenta bertanggung jawab untuk menyediakan oksigen serta nutrisi ke janin.
Selain masalah plasenta, preeklamsia juga bisa dipicu oleh beberapa faktor sebagai berikut:
- Riwayat tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, atau diabetes
- Hamil kembar atau lebih dari satu
- Riwayat preeklamsia dalam keluarga
- Gangguan autoimun, seperti lupus
- Obesitas
Selain itu, preeklamsia juga bisa dipicu oleh stres yang secara langsung dapat meningkatkan tekanan darah.
Melansir Mayo Clinic via Nakita, beberapa gejala yang sering dialami adalah berikut ini.
Baca Juga: Pemicu Terjadinya Preeklamsia pada Ibu Hamil dan Cara Mengatasinya
- Tekanan darah tinggi
- Kelebihan protein dalam urine
- Penurunan kadar trombosit dalam darah
- Peningkatan enzim hati
- Sakit kepala parah
- Perubahan penglihatan (kehilangan penglihatan sementara, penglihatan kabur, atau sensitivitas cahaya)
- Sesak napas
- Nyeri di perut bagian atas
- Mual atau muntah
- Pertambahan berat badan secara mendadak
- Muncul pembengkakan (edema)
Baca Juga: Pengertian Preeklamsia, Penyebab dan Gejala Terjadinya pada Ibu Hamil
BERITA POPULER: Cara Daftar PKH yang Cair November 2024 hingga Alasan Andre Taulany Gugat Cerai Istri
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR