Nakita.id - Masyarakat perlu waspada mengenai penyakit sifilis.
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.
Sifilis bisa menyerang pria maupun wanita dan dapat menimbulkan berbagai gejala yang berbeda.
Namun, gejala sifilis pada wanita biasanya lebih sulit dikenali dibandingkan dengan gejala pada pria.
Dalam artikel ini, kita akan membahas gejala sifilis pada wanita dan cara mengobatinya.
Gejala sifilis pada wanita biasanya muncul dalam tiga tahap yang berbeda, yaitu tahap primer, tahap sekunder, dan tahap laten.
Berikut adalah gejala-gejala sifilis pada wanita di masing-masing tahap tersebut:
a. Tahap Primer
Tahap primer adalah tahap awal dari sifilis dan biasanya muncul sekitar 3-4 minggu setelah terinfeksi.
Pada tahap ini, biasanya akan muncul satu atau beberapa luka pada daerah genital atau mulut.
Luka biasanya tidak terasa sakit, namun bisa menimbulkan rasa gatal atau terbakar.
Luka ini juga bisa menyebar ke area sekitarnya dan berwarna merah atau cokelat kehitaman.
b. Tahap Sekunder
Tahap sekunder terjadi sekitar 2-10 minggu setelah luka pada tahap primer sembuh.
Pada tahap ini, wanita yang terinfeksi sifilis akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, dan lelah.
Selain itu, bisa juga muncul ruam merah pada tubuh, termasuk pada telapak tangan dan kaki.
Gejala-gejala pada tahap sekunder ini bisa hilang dengan sendirinya setelah beberapa minggu atau bulan.
c. Tahap Laten
Setelah tahap sekunder, sifilis bisa masuk ke tahap laten.
Pada tahap ini, biasanya tidak ada gejala yang muncul.
Namun, bakteri Treponema pallidum masih ada dalam tubuh dan bisa menimbulkan komplikasi serius jika tidak diobati.
Sifilis bisa diobati dengan antibiotik yang diresepkan oleh dokter.
Pada tahap primer dan tahap sekunder, biasanya antibiotik akan diberikan dalam bentuk suntikan.
Sedangkan pada tahap laten, antibiotik bisa diberikan dalam bentuk pil.
Namun, jika sifilis telah masuk ke tahap lanjut, maka pengobatan bisa lebih rumit dan membutuhkan waktu yang lebih lama.
Pengobatan pada tahap lanjut bisa melibatkan lebih dari satu jenis antibiotik.
Selain antibiotik, pemeriksaan dan pengobatan pasangan seksual juga penting dilakukan untuk mencegah penularan kembali.
Pasangan seksual dari penderita sifilis juga harus melakukan pemeriksaan dan pengobatan.
Untuk memastikan bahwa mereka tidak terinfeksi atau menularkan penyakit tersebut.
Sebagian isi artikel ini ditulis menggunakan teknologi kecerdasan buatan.
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR