Oleh karena itu, dari segi kurikulum, Kemendikbudristek melakukan pengembangan kurikulum.
Kurikulum yang sekarang ini menganut prinsip fleksibel, relevan, kemudian berkeadilan.
"Relevan dengan kebutuhan anaknya, fleksibel dengan karakteristik daerah, karakteristik anak," terang Zulfikri.
"Berkeadilan maksudnya di sini adalah, lakukanlah proses pembelajaran itu sesuai dengan kondisi yang ada, karena itu akan membantu anak untuk mencapai kompetensi," lanjut Zulfikri menerangkan.
Dengan fleksibilitas ini, beliau menyampaikan, kurikulum akan menyesuaikan kembali dengan kondisi daerah tersebut.
Sehingga, akan mempercepat anak untuk mencapai kompetensi sebenarnya atau tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan.
"Jadi, dengan cara menyesuaikan dengan kondisi daerah, kebutuhan anak, dan sebagainya yang fleksibel," ucap Zulfikri dengan tegas.
"Mungkin kita menetapkan misalnya standar mutu. Tapi untuk mencapai itu, harus disesuaikan dengan kondisi yang ada, sehingga bisa mengatur strategi sesuai dengan kondisi yang ada itu. Itulah cara kita untuk mencapai mutu pendidikan yang sama," lanjutnya.
Kemudian dalam prinsip berkeadilan, anak tidak boleh dipaksa untuk mendapatkan pendidikan dengan hanya satu cara tertentu saja.
"Itu mungkin cocok untuk daerah yang sudah lengkap (sarana dan prasarananya). Tapi, bagi daerah yang kondisinya mungkin remote, dengan sarana yang terbatas, sosial ekonomi yang berbeda, kalau dipaksa dengan cara yang sama, yang kuat semakin kuat, yang tertinggal semakin tertinggal. Atau, yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin," ungkap Zulfikri.
Baca Juga: Apa Saja Kegiatan Study Tour yang Diadakan di Sampoerna Academy? Kulik di Sini!
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR