Sementara itu, untuk hukuman verbal biasanya orangtua akan mulai menjelek-jelekkan anak, memberi label negatif ke anak, dan sebagainya.
Jane menyampaikan, pola asuh terbaik yang bisa dilakukan adalah pola asuh dimana orangtua tidak melakukan kekerasan verbal maupun fisik.
"Kalau anaknya salah, diberitahu baik-baik, dikasih konsekuensi logis. Bukan diberikan hukuman fisik maupun hukuman verbal yang menggunakan kata-kata kasar," kata psikolog klinis anak dan remaja di Rumah Sakit Pondok Indah - Bintaro Jaya.
Selain itu, Jane juga menyampaikan untuk mengajarkan anak regulasi emosi, karena ini hal yang penting.
"Jadi kalau dia marah, perasaan marahnya ini harus di-accept, diterima. Terus, orangtuanya memvalidasi perasaan marahnya si anak.
Orangtuanya kasih empati, menunjukkan bahwa orangtua paham kemarahan yang dialami oleh anak," jelas Jane.
"Terus, orangtua bantu anak untuk menenangkan diri setelah anak tenang. Baru, lakukanlah diskusi problem solving.
Atau, diskusi terkait kalau anak menghadapi situasi yang sama di kemudian hari, kira-kira apa yang bisa dilakukan," lanjut Jane menjelaskan.
Selain dari memperbaiki pola asuhnya, Jane juga menyarankan beberapa hal untuk mencegah sang anak melakukan kekerasan kedepannya.
"Misalkan, pola asuhnya sudah oke nih, orangtuanya tidak menggunakan kekerasan dalam mengasuh anak, maka pastikan juga lingkungan anak itu positif," ujar Jane.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR