Orang tua atau anggota keluarga mungkin bersikeras agar anak mengikuti kehendak mereka tanpa memberikan ruang bagi keinginan atau kebutuhan anak.
Mereka mungkin menggunakan manipulasi, ancaman, atau kekerasan untuk menjaga kontrol mereka.
Bahayanya
Kontrol yang berlebihan dapat menghambat perkembangan otonomi dan kepercayaan diri anak.
Anak mungkin mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan, merasa tidak berdaya, dan kehilangan kemampuan untuk mengembangkan identitas dan minat mereka sendiri.
Keluarga toxic seringkali penuh dengan perpecahan dan ketegangan yang konstan.
Ada konflik yang sering terjadi di antara anggota keluarga, mungkin termasuk pertengkaran fisik atau verbal yang intens.
Lingkungan yang tidak stabil dan konstan tersebut dapat menciptakan rasa takut dan kecemasan pada anak.
Bahayanya
Anak-anak yang terus-menerus terpapar pada perpecahan dan ketegangan dalam keluarga cenderung mengalami stres kronis, kecemasan, atau gangguan tidur.
Mereka mungkin merasa tidak aman, khawatir, atau sulit untuk menjalin hubungan yang stabil dan harmonis di kemudian hari.
Baca Juga: Segera Bicarakan pada Pasangan Bila Alami 5 Tanda Hubungan Toxic dalam Pernikahan Berikut Ini
Penting untuk diingat bahwa setiap situasi keluarga memiliki kompleksitas dan konteks yang unik.
Jika Moms mengenali tanda-tanda ini dalam keluarga Moms, penting untuk mencari bantuan profesional, seperti konselor keluarga atau ahli psikologi, yang dapat membantu mengatasi masalah dan memberikan dukungan yang diperlukan bagi anak dan keluarga.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Sederet Bahaya Keseringan Memuji Anak Menurut Pakar Parenting
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR