Nakita.id - Pendarahan biasanya terjadi pada trimester pertama, tapi bagaimana kalau Moms mengalami pendarahan saat usia hamil 7 bulan?
Jika terjadi pada trimester kedua dan ketiga kehamilan, setiap pendarahan perlu diwaspadai.
Dilansir dari WebMD, dengan pengecualian tertentu, keluarnya darah dari vagina selama trimester kedua dan ketiga kehamilan lebih mungkin menjadi perhatian.
Satu pengecualian utama adalah pendarahan ringan setelah hubungan seksual.
Perubahan kondisi serviks selama kehamilan membuatnya lebih mungkin untuk berdarah.
Seperti diketahui, selama kehamilan, hormon kehamilan dapat membuat leher rahim bersama dengan banyak hal lainnya dalam organ reproduksi lebih sensitive daripada biasanya.
Oleh karena itu, pendarahan ringan setelah hubungan seksual tidak perlu menjadi perhatian.
Tetapi, ibu hamil sebaiknya tetap dapat menghubungi dokter jika hal itu terjadi.
Berikut ini adalah beberapa penyebab pendarahan saat hamil 7 bulan yang bisa terjadi.
Lengkap dengan cara mencegahnya.
Melansir Very Well Health, plasenta previa terjadi ketika plasenta, organ yang berkembang di dalam rahim untuk menyediakan oksigen dan nutrisi bagi janin menutupi bagian mana pun dari pembukaan serviks.
Baca Juga: Penyebab Berhubungan Intim Saat Hamil Muda Keluar Darah dan Cara Mengatasinya
Plasenta previa diperkirakan terjadi pada sekitar satu dari setiap 200 kehamilan jangka penuh.
Plasenta previa lebih sering terjadi pada wanita hamil yang pernah melahirkan dengan operasi caesar sebelumnya.
Kondisi ini juga lebih rentan terjadi pada wanita hamil yang memiliki kehamilan kembar, lebih tua, merokok, atau memiliki riwayat aborsi spontan maupun elektif.
Gejala plasenta previa termasuk mengeluarkan darah merah cerah, biasanya tanpa rasa sakit.
Plasenta previa pada umumnya didiagnosis melalui USG.
Seseorang dengan plasenta previa mungkin memerlukan pemantauan rutin selama kehamilan.
Abruptio plasenta atau solusio plasenta adalah kondisi ketika plasenta mulai terpisah dari lapisan rahim sebelum melahirkan.
Gejala umum solusi plasenta termasuk perdarahan yang berhubungan dengan nyeri perut atau punggung parah dan kontraksi.
Solusio plasenta lebih sering terjadi setelah trauma dan pada wanita hamil berusia tua.
Kondisi ini juga lebih mungkin terjadi pada wanita yang memiliki infeksi dan memiliki masalah kesehatan kronis.
Jumlah pendarahan bukanlah tanda yang dapat diandalkan tentang seberapa serius pelepasan plasenta itu. Persalinan dini akan dianjurkan jika janin dalam keadaan tertekan.
Baca Juga: Pendarahan Saat Hamil Muda, Bagaimana Cara Mengatasinya?
Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Gejala persalinan prematur dapat berupa kram, perubahan keputihan, kontraksi, dan ketuban pecah. Selain itu, mungkin juga ada pendarahan.
Jika Moms mengalami gejala kemungkinan persalinan prematur, segerakan saja bicarakan dengan dokter.
Beberapa pilihan pengobatan tersedia untuk menunda persalinan dan meningkatkan kondisi janin setelah melahirkan.
Vasa previa adalah kondisi ketika pembuluh darah dari tali pusat yang menyuplai janin terletak terlalu dekat dengan serviks.
Kondisi ini menempatkan pembuluh darah pada risiko pecah setelah ketuban pecah.
Seharusnya, semua pembuluh darah janin terbungkus dan terlindungi di dalam tali pusat. Untungnya, vasa previa termasuk kejadian yang sangat jarang terjadi.
Komplikasi kehamilan ini hanya terjadi pada kurang dari satu dari 2.500 persalinan.
Hingga sepertiga kasus yang terdeteksi selama kehamilan akan memerlukan persalinan prematur darurat.
Jika vasa previa tidak terdeteksi sebelum persalinan, hal itu dapat berakibat fatal bagi janin.
Gejala vasa previa adalah perdarahan pervaginam tanpa rasa sakit setelah ketuban pecah, bersama dengan tanda-tanda gawat janin.
Baca Juga: Sering Pendarahan Saat Hamil? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Operasi caesar darurat diikuti dengan resusitasi janin mungkin diperlukan untuk menghadapi kondisi ini.
Dilansir dari Health Line, plasenta invasif adalah penyebab umum perdarahan vagina selama kehamilan. Namun, ini adalah penyebab signifikan dari perdarahan postpartum.
Plasenta invasif terjadi ketika plasenta tertanam terlalu dalam di dalam rahim, menyerang miometrium, jaringan otot polos rahim.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang yang pernah menjalani satu atau lebih operasi caesar sebelumnya.
Salah satu pencegahan terjadinya pendarahan saat hamil muda adalah para ibu hamil mengurangi aktivitas fisik dan mencukupi waktu istirahat.
Selain itu, juga mencukupi kebutuhan hormon progesteron, sebagai hormon yang berperan dalam perkembangan janin.
Walaupun merupakan kondisi yang mungkin mencemaskan, Moms tidak perlu khawatir bila terjadi pendarahan saat hamil muda, selama pendarahan tersebut ringan.
Beberapa pendarahan selama kehamilan tidak dapat dijelaskan.
Moms bisa saja mengalami pendarahan saat hamil sedang, yang hampir sama beratnya dengan periode haid yang teratur.
Pendarahan yang bukan merupakan indikasi langsung keguguran pasti dapat terjadi selama kehamilan. Nah, itulah beberapa hal yang perlu Moms ketahui tentang pendarahan saat hamil 7 bulan.
Jika Moms mengalaminya, segera konsultasikan ke dokter spesialis kandungan atau bidan, ya.
Baca Juga: Berhubungan Intim Saat Hamil Muda, Apakah Aman Dilakukan?
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR