Nakita.id - Perjalanan brand lokal dalam meraih pasar tak lepas dari growth-mindset dan peran sentral para founder yang jeli dalam melihat peluang bisnis.
Wujud nyata komitmen tersebut bisa dilihat pada beberapa entitas yang dinaungi oleh brand agregator Tjufoo, yakni ACMIC (merek aksesori gadget) dan Cypruz (produsen kitchenware).
Kedua brand ini berhasil menjadi top of mind para konsumen berkat keunggulan produk, inovasi, dan ragam desain yang sesuai selera pasar.
CEO & Founder ACMIC Indonesia Heri Hartanto menceritakan, bisnisnya bermula dari hobi mengulik gadget dan pengalamannya menjadi distributor brand global.
Kemudian tahun 2017, Heri memutuskan untuk mengembangkan brand lokalnya sendiri karena optimis bisa lebih memahami minat konsumen dan potensi pasar di Tanah Air.
Melalui keteguhannya dalam membangun brand lokal yang bersaing dan berkualitas global, ACMIC berhasil memenangkan Brand Campaign of the Year dan Brand Choice Award yang semakin memperkuat daya tariknya terhadap konsumen.
"Sejak Juni 2022, ACMIC resmi bergabung dengan ekosistem Tjufoo, kemudian pada Oktober 2022 kami akhirnya mulai melakukan distribusi offline," cerita Heri dalam acara talk show & media experience: Strategi Brand Lokal Merintis Bisnis hingga Ekspansi, Senin (26/6/2023).
"Saat ini, sebanyak lebih dari 1.000 toko offline telah dijangkau oleh ACMIC, termasuk bergabungnya brand ini ke dalam jaringan pemasaran Erafone, serta menjadi satu-satunya brand lokal dengan sertifikasi resmi dari Apple untuk berjualan di iBox," lanjutnya.
Sementara itu, Founder & CEO Cypruz Andre Susilo bercerita tentang awal mula dirinya menjadi seller di Mangga Dua hingga merintis brand lokal Cypruz.
"Sebuah keputusan yang tepat bagi kami bergabung dengan Tjufoo," ungkap Andre.
"Kini, Cypruz membukukan peningkatan penjualan online hingga tujuh kali lipat dan tersedia luas di hampir semua jaringan supermarket nasional dengan kapasitas warehouse mencapai satu hektar," katanya menyampaikan.
Andre juga menjelaskan, pasca bergabung dengan Tjufoo, Cypruz akhirnya dibantu menemukan blindspot penjualan berdasarkan data-driven insight dan expertise yang dimiliki, sehingga pengambilan keputusan bisa lebih objektif dan tepat sasaran.
"Produk kitchenware Cypruz sangat beragam bahkan mencapai 1000 SKU.
Namun, Tjufoo justru melihat fakta tersebut riskan melemahkan pemasaran dan brand awareness," ungkap Andre.
"Oleh karenanya, Tjufoo pun memberikan rekomendasi produk unggulan yang perlu menjadi fokus berdasarkan data-driven insight minat konsumen.
Di Tjufoo, yang kami cari bukan investasi, melainkan tim ahli yang berpengalaman membesarkan brand secara global," lanjutnya menceritakan.
Sebagai CEO & Co-Founder Tjufoo, TJ Tham mengungkap peran sentral Tjufoo sebagai brand agregator bagi brand lokal adalah memberikan sudut pandang yang strategis dan objektif untuk pertumbuhan bisnis yang lebih terukur (tangible growth).
Sekaligus, membuka jalur distribusi online-to-offline (O2O) yang menjadi masa depan perdagangan ritel.
"Landscape commerce saat ini hingga ke depannya sangat dinamis.
Dengan bergabung bersama kami, brand lokal potensial dapat fokus mengembangkan bisnis dari sisi produk.
Sementara, kami membantu memberikan sudut pandang strategi bisnis dengan mempertimbangkan landscape nasional, regional, maupun global," ungkap TJ.
"Sinergi ini membuat brand lokal dapat lebih objektif dalam menyusun strategi, termasuk dengan mengoptimalkan strategi online-to-offline (O2O) di momen kebangkitan ritel demi menguatkan brand presence dan diversifikasi saluran penjualan," lanjutnya lagi.
Baca Juga: Libur Sekolah Telah Tiba, Cek Rekomendasi Tempat Aesthetic di Jakarta yang Cocok untuk Bikin Konten
Sementara itu, di tengah aktivitas offline yang kembali diminati, brand ACMIC dan Cypruz sama-sama memutuskan untuk kembali meramaikan Jakarta Fair 2023.
Sebagai informasi, Jakarta Fair merupakan pameran niaga terbesar se-Asia Tenggara yang telah melekat sebagai ikon HUT Jakarta setiap tahunnya.
Tak tanggung-tanggung, kedua brand ini juga menawarkan berbagai promo fantastis.
Seperti, buy 1 get 1 free dan diskon hingga 65% yang hanya tersedia offline selama pameran berlangsung sampai dengan 16 Juli mendatang.
Kedua brand sepakat Jakarta Fair 2023 menjadi ajang yang tepat dalam memperluas basis pelanggan di tengah pemasaran offline yang kembali relevan pasca pandemi.
Minat untuk berbelanja offline juga selaras dengan studi KPMG yang mengungkap bagaimana konsumen terdorong untuk kembali berbelanja offline, karena lebih mudah mengontrol pengeluaran dan meninjau promosi secara langsung di toko.
Tren yang sama dikemukakan Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) yang menyoroti pergerakan masyarakat yang semakin ramai dan berani berbelanja secara fisik.
"Pasca pandemi, mayoritas konsumen sudah terbiasa berbelanja online, tapi tak bisa dipungkiri pemasaran offline tetap diperlukan untuk menyasar segmen konsumen yang tertarik mengulik produk incaran secara langsung, dan tentunya mendekatkan diri kepada pelanggan," kata Heri.
Senada dengan pernyataan di atas, Andre mengungkap bagaimana partisipasinya di Jakarta Fair 2023 menjawab minat konsumen yang masih ingin menjajal secara langsung kualitas produk kitchenware dari brand yang dibangunnya.
"Antusiasme pelanggan terhadap kehadiran Cypruz di Jakarta Fair ini pun sangat tinggi, terlihat pada tahun lalu kami berhasil merogoh keuntungan hingga miliaran rupiah," ujar Andre.
"Di tahun ini pun, kami berhasil membukukan omzet harian mencapai ratusan juta rupiah," tutupnya.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Kafe yang Instagramable dan Ramah Kantong di Jakarta!
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR