• Sulawesi Selatan
• Sulawesi Tenggara
• Maluku Utara
• Maluku
• Papua Barat
• Papua
• DKI Jakarta
• Nusa Tenggara Timur
• Banten
Dilansir laman resmi BMKG, sirkulasi siklonik terpantau di Samudra Hindia selatan NTT yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang di Samudra Hindia selatan NTT, serta daerah pertemuan angin (konfluensi) di Laut Timor dan Laut Flores.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
Baca Juga: Prediksi Cuaca pada Sabtu 24 Juni 2023 di 33 Provinsi di Indonesia, Masih Ada yang Alami Hujan
Daerah konvergensi lainnya terpantau memanjang dari Aceh hingga Semenanjung Malaysia, dari Perairan barat Lampung hingga Jambi, di Laut Natuna, dari Selat Makassar hingga Kalimantan Timur, di Kalimantan Utara, di Papua, dan di Samudra Pasifik utara Papua Barat.
Daerah konfluensi lain juga terpantau berada di Riau, Laut Cina Selatan, Laut Jawa, dan Laut Sulu.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
Intrusi udara kering/dry intrusion dari BBS melintasi Samudra Hindia Selatan Bali hingga barat daya Sumatra yang mampu mengangkat uap air basah di depan muka intrusi menjadi lebih hangat dan lembab yaitu di Samudera Hindia barat daya Sumatera hingga selatan Jawa.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem Jumat 23 Juni 2023, BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat di Indonesia Bagian Ini
Terus Komitmen Hadirkan Kreativitas dan Inovasi, Kino Indonesia Raih Deretan Penghargaan Bergengsi di Penghujung Tahun 2024
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR