Mengutip dari National Down Syndrome Society via Parents, 1 dari 3 kasus anak dengan Down syndrome translokasi diturunkan dari orangtuanya.
Jadi, jika Si Kecil memiliki genetik translokasi, dokter biasanya menyarankan untuk memeriksa kromosom kedua orangtuanya.
Tujuannya untuk melihat apakah translokasi muncul pada bayi (paling sering terjadi) atau jika salah satu orangtua adalah pembawa yang tidak terpengaruh.
Secara umum, sindrom Down translokasi memiliki kemungkinan sebesar 3% untuk terjadi lagi jika ayah membawa kromosom translokasi.
Di satu sisi, sebesar 10-15 persen terjadi sindrom Down translokasi jika ibu adalah pembawanya.
Melansir Mayo Clinic, sebuah keluarga yang memiliki seorang anak dengan sindrom Down dan salah satu orangtuanya memiliki translokasi justru berisiko lebih tinggi untuk memiliki anak dengan kelainan genetik ini lagi.
Jika Moms memiliki satu anak dengan trisomi 21 atau sindrom Down translokasi, peluang untuk memiliki anak kedua dengan kondisi tersebut adalah sekitar 1%.
Oleh karena itu, apapun risiko yang Moms dan pasangan miliki, ingatlah bahwa komponen yang menyebabkan sindrom Down ini sudah ada sebelum pembuahan.
Artinya, tidak ada yang bisa Moms lakukan selama kehamilan untuk mengurangi risiko terjadinya Down syndrome pada anak nantinya.
Akan tetapi, yang bisa Moms lakukan saat hamil adalah menjaga kesehatan fisik dan mental bagi Moms sendiri maupun Si Kecil.
Mulai dari makan makanan bernutrisi, mengonsumsi vitamin prenatal, berolahraga rutin, mendapat tidur cukup, dan lain-lain.
Baca Juga: Wajah Anak Down Syndrome Mirip, Ini Penjelasannya Menurut Ahli
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR