Nakita.id - Bagaimana tumbuh kembang bayi epilepsi? Berikut sejumlah hal yang perlu orang tua ketahui!
Penyakit epilepsi atau sering dikenal dengan penyakit ayan adalah pasien mengalami kejang berulang.
Epilepsi pada anak kerap terjadi dan bisa juga mengganggu bahkan mengancam kehidupan karena berkaitan dengan fungsi saraf dan otak.
Penyakit epilepsi terjadi ketika sejumlah besar sel saraf mengirim sinyal listrik pada saat yang bersamaan.
Gelombang gelombang listrik intensif yang abnormal ini menguasai otak, menyebabkan kejang.
Melansir dari laman Massachusetts General Hospital, kondisi epilepsi bisa berdampak pada tumbuh kembang anak.
1. Gangguan kognitif
Anak dengan epilepsi bisa tumbuh dengan gangguan kognitif.
Yang terdampak adalah kemampuan bahasa, ingatan, fokus dan kemampuan lain.
Meski kejang bisa dikendalikan, epilepsi tetap dapat berpengaruh pada perkembangan anak dan kemampuannya untuk berfungsi normal.
Gangguan kognitif pada anak dengan epilepsi bisa snagat beragam sesuai dengan tingkat keparahan.
Baca Juga: Apakah Ada Obat Bayi Untuk Kejang Demam atau Step? Ini Penjelasannya
2. Masalah perilaku
Anak dengan epilepsi bisa mengalami masalah perilaku ketika tumbuh besar.
Mereka akan sulit untuk mengendalikan emosi ditandani dengan mudah marah dan cemas.
Anak dengan epilepsi juga cenderung kurang antusiasme, impulsi dan sulit untuk bersosialisasi.
Pada beberapa kasus, epilepsi bisa menyebabkan anak tumbuh dengan depresi.
Penyebab depresi pada anak pengidap epilepsi belum sepenuhnya dipahami.
Namun, hal ini diduga disebabkan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal.
3. Gangguan kesehatan
Selain gangguan perilaku, epilepsi juga bisa menyebabkan gangguan kesehatan fisik.
Karena mengalami kejang, anak juga mengalami kelelahan hingga kekurangan energi.
Dan lagi, si Kecil juga bisa mengalami gangguan tidur.
Baca Juga: Yuk Cari Tahu Perbedaan Kejang Demam dan Epilepsi Pada Toddler agar Dapat Penanganan Tepat
Apabila anak diharuskan konsumsi obat-obatan, ini bisa berdampak pada nafsu makan si Kecil.
1. Kelahiran prematur
Bayi dengan kelahiran prematur memang berisiko mengalami berbagai gangguan, salah satunya epilepsi.
Kelahiran prematur ini berisiko mengakibatkan pendarahan di dalam otak yang dapat menyebabkan serangan kejang dan perdarahan di dalam.
2. Kondisi kelahiran bayi
Bayi yang mengalami kekurangan oksigen saat kelahiran pun memiliki risiko terkena epilepsi.
Kekurangan oksigen yang terjadi bisa menyebabkan risiko hipoksia prenatal.
Hal ini dapat menyebabkan cedera di otak dan dapat menyebabkan epilepsi.
3. Kekurangan sejumlah zat dalam tubuh
Bayi yang memiliki kadar glukosa, natrium atau kalsium yang rendah dalam darah dapat menyebabkan epilepsi Moms.
4. Infeksi
Baca Juga: Bukanya Sembuh, Tubuh Remaja Ini Justru Melepuh Seperti Terbakar Pasca Jalani Pengobatan Epilepsi
Beberapa infeksi penyakit bisa juga berdampak pada kemungkinan epilepsi bagi bayi.
Infeksi tersebut seperti ensefalitis dan meningitis yang menjadi penyebab kejang.
Lewat Ajang Bergengsi Pucuk Cool Jam 2024, Teh Pucuk Harum Antar Anak Indonesia 'Bawa Mimpi Sampai ke Pucuk'
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR