Nakita.id - Pemerintah Indonesia kini sedang gencar-gencarnya melakukan upaya penurunan angka stunting.
Upaya tersebut bisa berupa sosialisasi supaya masyarakat lebih waspada stunting, pencegahan, hingga upaya penanganannya.
Sebab, stunting termasuk ancaman serius bagi anak saat ini.
Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, sebanyak 10,2 persen bayi di Indonesia lahir dengan berat badan rendah yaitu
Sebanyak 19,6 persen balita di Indonesia memiliki berat badan yang tidak sesuai dengan usianya.
Sementara 37,2 persen balita memiliki tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya (pendek).
Sehingga, sangat penting bagi masyarakat untuk sadar betapa pentingnya pencegahan dan penanganan stunting.
Tim Nakita berkesempatan untuk melakukan liputan khusus dengan dr. Farida Nurhayati, M.KM selaku Kepala Puskesmas Jaten 1, Karanganyar, Jawa Tengah mengenai upaya pencegahan dan penanganan stunting di Karanganyar.
dr. Farida menjelaskan mengenai pengertian stunting serta kapan gejalanya mulai tampak.
"Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Sehingga anaknya lebih pendek dari usianya," ungkapnya kepada tim Nakita pada Rabu (12/7/2023) saat ditemui di Kantor Puskesmas Jaten 1.
"Jadi kekurangannya (gizi) sejak bayi, dalam kandungan, sejak masa awal kehidupannya namun baru akan tampak setelah anak berusia sekitar 2 tahun," imbuhnya.
Baca Juga: Apakah Semua Anak Pendek Pasti Stunting? Yuk Cek Kebenarannya
Melebarkan Sayap Hingga Mancanegara, Natasha Rizky Gelar Exhibition Perdana di Jepang
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR