Nakita.id - Bisakah kelainan genetik autisme dideteksi sejak bayi?
Mungkin banyak Moms yang bertanya-tanya terkait bisa atau tidaknya kelainan genetik autisme dideteksi sejak bayi.
Nah, melansir Pscyh Central, pada dasarnya kelainan genetik autisme bisa dideteksi mulai usia 2 tahun.
Meski begitu, autisme sudah bisa dideteksi sejak usia 18 bulan atau bahkan lebih muda.
Akan tetapi, mendeteksinya akan sangat sulit dilakukan karena kemampuan bahasa dan sosialnya masih dalam tahap perkembangan.
Namun Moms harus tahu, bayi bisa berisiko memiliki autisme jika berat badan lahirnya rendah, lahir secara prematur, juga memiliki orangtua atau saudara dengan kelainan genetik autisme.
Masih melansir Pscyh Central, berdasarkan riset tahun 2019, gejala kelainan genetik autisme pada bayi baru bisa dikenali sekitar usia 7-12 bulan.
Ditambah, speech delay menjadi salah satu alasan paling umum yang dapat meningkatkan risiko autisme sejak dini. Selain itu, Moms juga dapat mengenali beberapa tandanya sebagai berikut.
Moms harus tahu, bayi biasanya mulai melakukan kontak mata sekitar usia 2 bulan.
Banyak studi menyebut, jarangnya kontak mata yang dilakukan bayi usia 2-6 bulan dapat mengindikasikan bayi mengalami autisme.
Selain itu, riset juga menunjukkan bahwa kurangnya komunikasi, termasuk responnya yang kurang saat nama dipanggil, kurang bergerak, dan keterlambatan bicara, juga menjadi indikasi kuat sang bayi memiliki kelainan genetik autisme.
Baca Juga: Ibu Hamil Wajib Tahu, Ini 5 Upaya Mencegah Kelainan Genetik Autisme Sejak dalam Kandungan
Misalnya, bayi usia 4 bulan seharusnya sudah mulai mengeluarkan suara, celoteh, atau mendengkur. Kemudian, bayi usia 6 bulan sudah mulai merespon namanya ketika dipanggil. Lalu, bayi usia 9 bulan sudah mulai menunjuk benda yang ada di sekitarnya.
Jika bayi tidak menanggapi respon tersebut sesuai usianya, maka ada indikasi tinggi bayi mengalami autisme.
Moms harus tahu, biasanya bayi berusia 4 bulan mulai menunjukkan ketertarikan pada orang lain dan merespon afeksinya.
Apabila bayi sering "berada di dunianya sendiri", maka ada indikasi bayi mengalami kelainan genetik autisme.
Sehingga, Moms perlu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional untuk dilakukan screening.
Menurut CDC, bayi usia 2 bulan harus mulai mengikuti gerakan dengan matanya.
Gerakan mata yang berkurang bisa menjadi tanda awal autisme atau kecacatan perkembangan lainnya.
Bayi usia 2 bulan juga mulai menunjukkan senyum pertamanya, Moms.
Akan tetapi, jika bayi belum menunjukkan senyumnya, mungkin Moms harus membawanya ke dokter untuk segera ditangani.
Sebab, bisa saja bayi menunjukkan tanda-tanda kelainan genetik autisme.
Tanda autisme pada bayi yang terakhir ini juga perlu Moms waspadai.
Baca Juga: Berperan Sama Melatih Sensorik Anak dengan Autisme, Berikut 5 Permainan yang Bisa Dilakukan
Sebagai contoh, bayi yang mengoceh mungkin terlihat lebih sedikit mengoceh dari waktu ke waktu, atau bayi yang secara teratur melihat pengasuh mungkin tidak terlalu banyak mengoceh lagi.
Selain itu, seiring bertambahnya usia anak, tanda-tanda autisme mungkin menjadi lebih mudah diidentifikasi. Diantaranya seperti:
- keterlambatan bicara atau tidak adanya ucapan yang keluar;
- echolalia (mengulangi kata atau frase tanpa maksud untuk berkomunikasi);
- gerakan berulang termasuk mengepakkan tangan, berputar, atau mengayun;
- minat yang kuat pada objek selain mainan, atau menyusun mainan dalam barisan yang teratur alih-alih memainkannya;
- kesulitan dengan perubahan dalam rutinitas;
- keterlambatan toilet training; dan
- masalah pencernaan yang sedang berlangsung.
Jika Moms menyadari salah satu tanda yang sudah disebutkan di atas, segera bahwa ke tenaga profesional untuk ditangani secepat mungkin.
Semoga artikel diatas benar-benar bermanfaat ya, Moms.
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR