"Dihargai dalam arti pemenuhan, apresiasi terhadap ide-ide gagasannya. Itu benar-benar mendapatkan apresiasi dari orang-orang dewasa, sehingga dia juga merasa dirinya berharga," terang Amur.
"Yang terpenting itu bagaimana kita menjadikan anak ini merasa berharga di hadapan kita, di hadapan masyarakat. Dan dia kalau sudah merasa dihargai dan berharga, maka dia akan memanfaatkan seluruh kehidupannya itu untuk hal-hal yang positif," lanjutnya.
Maka dari itu, dari cara para guru memotivasi serta memberikan dukungan kepada anak itu sangatlah penting.
Tujuannya agar anak tumbuh menjadi anak yang percaya diri, juga mampu mengembangkan dirinya sendiri, mandiri, dan bersaing secara global dalam tataran dunia yang semakin terbuka.
Anindya Dewi Paramita, M.Psi menekankan bahwa guru juga perlu memiliki pemahaman tentang kesehatan mental anak selain dari tahap tumbuh kembangnya.
"Sehingga, para guru ini juga bisa aware kalau misalnya melihat ada suatu masalah atau kendala di anak ketika jam sekolah. Guru juga bisa menangkap sinyal-sinyal itu. Paling enggak itu," jelas psikolog yang akrab disapa Mita dalam wawancara eksklusif bersama Nakita, Jumat (14/7/2023).
"Terus kemudian bisa dikomunikasikan, bisa didiskusikan entah dengan guru BK (bimbingan konseling) misalnya kalau ada atau dengan orangtua, supaya kita bisa mencari solusi sama-sama," lanjutnya menjelaskan.
Selain itu, psikolog anak ini juga mendorong para guru sekolah untuk mengetahui literasi kesehatan mental yang mulai masuk ke sekolah.
"Dari lingkungan sekolah, guru, tenaga pendidik, staf tata usaha, sampai ke security itu semuanya kan berinteraksi sama anak-anaknya di sekolah.
Jadi, semua sistem sekolah nih perlu tahu yang namanya literasi kesehatan mental supaya bisa menangkap sinyal-sinyal tadi," harapnya.
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR