Nakita.id - Benda-benda yang tidak boleh dibuang ke kloset dapat menyebabkan masalah sanitasi, lingkungan, dan bahkan merusak sistem pembuangan air limbah.
Penggunaan kloset dengan benar adalah tanggung jawab setiap individu untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Artikel ini akan menguraikan beberapa benda yang tidak boleh dibuang ke kloset dan alasan mengapa mereka sebaiknya diolah dengan cara yang tepat.
Tisu basah dan popok sekali pakai mengandung bahan sintetis yang tidak mudah terurai.
Jika dibuang ke kloset, mereka dapat menyumbat pipa pembuangan dan menyebabkan kerusakan pada sistem septik.
Selain itu, bahan-bahan ini dapat mencemari lingkungan ketika terbawa oleh air ke sungai atau laut.
Membuang obat-obatan, termasuk pil kontrasepsi, ke dalam kloset dapat mencemari air tanah dan sumber air.
Komponen kimia dalam obat-obatan ini dapat mencemari ekosistem perairan dan berdampak buruk pada kesehatan manusia dan hewan jika diminum atau diambil oleh makhluk hidup lainnya.
Produk kesehatan wanita, seperti pembalut, tampon, dan panty liner, tidak boleh dibuang ke kloset.
Mereka sering kali terbuat dari bahan yang tidak mudah terurai dan dapat menyebabkan penyumbatan sistem pembuangan.
Memasukkan minyak goreng bekas ke dalam kloset dapat menyebabkan penumpukan dan pembentukan lemak yang bisa menyumbat pipa.
Baca Juga: Mana yang Lebih Bagus Kloset Jongkok vs Kloset Duduk? Ini Kelebihan dan Kekurangannya
Minyak goreng sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup dan dibuang dengan benar, atau bisa didaur ulang menjadi produk lain jika memungkinkan.
Meskipun ada produk pembalut tipe 'flushable', tetap sebaiknya tidak membuangnya ke kloset.
Produk semacam ini seringkali tetap dapat menyebabkan penyumbatan dan masalah sanitasi.
Lebih baik buang pembalut dalam tempat sampah yang tepat.
Cat, pelarut cat, dan zat kimia berbahaya lainnya adalah contoh bahan yang seharusnya tidak dibuang ke dalam kloset.
Mereka dapat mencemari air tanah dan memiliki efek negatif pada ekosistem perairan.
Sebaiknya, bahan-bahan berbahaya ini harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan dibuang sesuai peraturan daur ulang atau pengelolaan limbah berbahaya.
Memasukkan serpihan kaca atau porselen ke kloset dapat menyebabkan risiko luka bagi orang-orang yang menangani sampah di fasilitas pengolahan air limbah.
Sebaiknya, benda-benda tajam ini harus dibungkus dengan aman dan dibuang dalam tempat sampah yang tepat.
Memasukkan bulu hewan peliharaan ke dalam kloset dapat menyebabkan penyumbatan pipa.
Bulu cenderung menggumpal ketika basah, sehingga lebih baik membuangnya ke tempat sampah atau menggunakan penyaring untuk mengumpulkan bulu sebelum mencucinya.
Baca Juga: Cara Tercepat dan Paling Efektif Membersihkan Kloset Jongkok, Pakai Bahan-bahan Ini
Kain atau pakaian yang sudah tidak terpakai sebaiknya tidak dibuang ke kloset.
Mereka dapat menyumbat pipa dan memerlukan biaya yang mahal untuk membersihkannya.
Jika pakaian atau kain masih dapat digunakan, lebih baik disumbangkan atau didaur ulang.
Membuang makanan padat seperti sisa makanan atau kulit buah ke kloset dapat menyebabkan penyumbatan.
Sisa makanan sebaiknya dibuang ke dalam tempat sampah organik atau dapat digunakan sebagai kompos.
Mengenal benda-benda yang tidak boleh dibuang ke kloset sangat penting untuk menjaga sistem pembuangan air limbah yang berfungsi dengan baik dan lingkungan yang sehat.
Tindakan sederhana ini juga dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap sanitasi dan lingkungan secara keseluruhan.
Dengan mengikuti aturan sederhana ini, kita dapat berkontribusi pada menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga kualitas air untuk generasi mendatang.
Selalu perhatikan dan amati bahan-bahan yang dibuang ke kloset dan pastikan untuk membuangnya dengan benar.
Itu dia beberapa benda yang tidak boleh dibuang ke kloset.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Menghilangkan Bau Pesing di Kloset: Tips Efektif untuk Kebersihan dan Kesehatan
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR