Nakita.id - Saat ini pemerintah tengah gencar melakukan upaya penurunan dan pencegahan stunting di Indonesia.
Stunting tidak hanya berdampak pada kesehatan anak, namun juga berpengaruh bagi tumbuh kembangnya.
Melansir dari situs resmi BKKBN, stunting adalah kekurangan gizi pada bayi di 1000 hari pertama kehidupan yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.
Karena mengalami kekurangan gizi menahun, bayi stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita seumurnya.
Tapi perlu Moms ketahui, anak yang stunting itu pasti bertubuh pendek.
Sementara yang bertubuh pendek belum tentu stunting.
Sementara itu, usai ditemui dalam acara peringatan Hari Anak Nasional yang digelar pada hari Minggu (23/7/2023) di Simpang Lima, Kota Semarang, Wakil Presiden RI K.H. Ma’ruf Amin mengatakan optimis dapat mencapai target penurunan stunting hingga 14 persen di tahun 2024.
"Kita sekarang tinggal 21,8 persen. Di 2024 tinggal 14 persen. 2022 kita bisa menurunkan 2,8 persen. Karena apa? Belum terkonsolidasi Perpres nya baru. Oleh karena itu, sisa yang kalau kita hitung itu sisanya kurang lebih 6,6 persen. Itu tahun ini kita dan tahun depan masing-masing 3,8 persen. Dengan demikian maka 14 persen tercapai," ungkap Ma’ruf Amin.
Wakil Presiden RI K.H. Ma’ruf Amin pun yakin, karena di beberapa daerah penurunan angka stunting bahkan sudah mencapai di bawah 10 persen.
"Kenapa kita yakin? Karena di beberapa daerah itu ada yang justru sekarang itu sudah di bawah 10. Ada yang sudah bisa mencapai 6 persen satu tahun seperti kemarin di Sumatera Selatan," ujarnya.
Ma’ruf Amin mengatakan dengan adanya koordinasi dan kolaborasi dari seluruh pihak maka bisa mencapai target tersebut.
Baca Juga: Kenali Gejala Stunting pada Bayi Baru Lahir, Kenali Tanda Ini
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR