Nakita.id - Efek stunting pada balita adalah permasalahan serius yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak di seluruh dunia.
Stunting adalah kondisi di mana pertumbuhan fisik dan otak terhambat akibat kurangnya asupan gizi yang memadai pada usia dini.
Terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu mulai dari masa kehamilan hingga usia dua tahun.
Dalam tulisan ini, kita akan menjelaskan lebih lanjut tentang efek stunting pada balita, penyebabnya, dan dampak jangka panjangnya.
Efek stunting pada balita sangat beragam dan memiliki dampak yang serius terhadap kesehatan dan masa depan anak.
Pertumbuhan fisik yang terhambat mengakibatkan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak sebaya mereka.
Selain itu, otak yang tidak berkembang secara optimal juga dapat menyebabkan masalah kognitif dan perkembangan mental yang terhambat.
Salah satu efek paling mencolok dari stunting adalah rendahnya tinggi badan pada masa dewasa.
Kondisi ini dapat mengakibatkan masalah sosial dan psikologis, karena anak-anak yang mengalami stunting mungkin merasa kurang percaya diri dan cenderung mengalami diskriminasi.
Dalam masyarakat yang cenderung mengaitkan tinggi badan dengan kekuatan atau keberhasilan, stigma sosial terhadap orang yang pendek dapat menyebabkan anak-anak yang mengalami stunting merasa kurang dihargai.
Selain dampak fisik, stunting juga berdampak pada kognisi dan perkembangan intelektual anak.
Baca Juga: Demi Persiapkan Generasi Muda yang Sehat Jiwa, Pemerintah Gelar Sosialisasi Berbasis Posyandu
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR