Beberapa kondisi metabolik dan keturunan dapat menyebabkan hepatitis, seperti hemokromatosis, penyakit Wilson, defisiensi alpha-1 antitrypsin, dan galaktosemia.
Kondisi-kondisi ini mengganggu proses metabolisme dan pengangkutan zat-zat tertentu di dalam hati, yang dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan hati.
Beberapa infeksi parasit, seperti Schistosoma dan Fasciola, dapat menyebabkan hepatitis.
Parasit ini menyerang hati dan saluran empedu, menyebabkan peradangan dan gangguan fungsi hati.
Beberapa jenis hepatitis, seperti hepatitis B dan hepatitis C, dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi ke bayinya selama proses persalinan atau melalui menyusui.
Selain penyebab utama di atas, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit hepatitis, termasuk:
- Berbagi jarum suntik dengan orang yang terinfeksi.
- Melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan orang yang terinfeksi.
- Menerima transfusi darah atau produk darah yang tidak diuji dengan baik.
- Melakukan tato atau piercing tubuh menggunakan alat yang tidak steril.
- Mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
- Memiliki riwayat keluarga dengan hepatitis atau gangguan hati lainnya.
- Tinggal atau bekerja di daerah dengan tingkat prevalensi tinggi penyakit hepatitis.
Penting untuk diingat bahwa beberapa bentuk hepatitis, seperti hepatitis B dan C, mungkin tidak menunjukkan gejala yang jelas pada awalnya.
Oleh karena itu, tes darah rutin dan konsultasi dengan tenaga medis adalah cara terbaik untuk mendeteksi dini dan mengatasi penyakit hepatitis secepat mungkin.
Pada banyak kasus, hepatitis dapat diobati atau dikelola dengan baik jika dideteksi pada tahap awal.
Baca Juga: Mengenal Jenis-Jenis Imunisasi yang Diberikan di Posyandu
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR