Hal ini bisa menyebabkan kesalahan dalam menentukan apakah ibu hamil melewati usia kehamilan normal atau belum.
Beberapa studi menunjukkan bahwa faktor genetik dapat berkontribusi terhadap panjang kehamilan.
Jika ibu atau nenek dari ibu hamil memiliki riwayat kehamilan yang panjang, maka kemungkinan ibu hamil juga memiliki predisposisi genetik untuk memiliki kehamilan yang lebih lama dari biasanya.
Beberapa kondisi kesehatan pada ibu hamil atau kondisi medis pada janin dapat mempengaruhi durasi kehamilan.
Misalnya, beberapa kondisi kesehatan seperti diabetes gestasional, pre-eklamsia, atau masalah plasenta dapat mempengaruhi perkembangan janin dan mempengaruhi waktu kelahirannya.
Perkiraan usia kehamilan berdasarkan hasil pemeriksaan USG (Ultrasonografi) juga dapat berkontribusi pada keliru dalam menentukan waktu kelahiran.
Beberapa variabel yang digunakan dalam perhitungan, seperti ukuran janin atau perkembangan organ, bisa berbeda untuk setiap individu dan dapat mempengaruhi perkiraan tanggal lahir.
Jika plasenta tidak berfungsi dengan baik atau mengalami masalah, hal ini bisa menyebabkan janin tidak mendapatkan cukup nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan.
Akibatnya, janin mungkin tidak tumbuh dengan baik dan memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai tingkat kematangan yang cukup untuk lahir.
Usia ibu juga dapat mempengaruhi lamanya kehamilan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil di atas usia 35 tahun cenderung memiliki kehamilan yang lebih lama daripada ibu hamil yang lebih muda.
Baca Juga: Tips Posisi Tidur yang Nyaman dan Aman untuk Ibu Hamil 9 Bulan, Dijamin Bisa Tidur Nyenyak
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR