"Jadi, memang banyak hal yang masih kita pikirkan untuk membuat sekolah, terutama Sekolah Cikal ini menjadi sekolah yang membantu kesehatan mental semua individu di dalamnya," kata Tari.
Selain pada peserta didik, Tari menyampaikan bahwa edukasi kesehatan mental juga dilakukan kepada para pendidik maupun staf Sekolah Cikal itu sendiri.
"Kalau kita pengen anak-anak kita sehat mental, maka orang-orang dewasa yang ada di sekitarnya, yang menjadi fasilitatornya mereka itu juga harus sehat mental," sebutnya.
"Jadi memang program-program di HR untuk membantu semua stafnya tuh punya kesehatan mental itu selalu berusaha kita perbaiki tahap demi tahap.
Apalagi, pekerjaan sebagai guru itu kan pekerjaan yang sama sekali tidak mudah ya," ungkapnya.
Ditambah, ketika para guru memberikan banyak pilihan pada anak, tentu harus betul-betul melakukan personalisasi pada setiap muridnya satu per satu.
Upaya ini tentu membutuhkan kapasitas yang baik dalam berbagai aspek, termasuk kepala dan hati.
"Jadi balance antara beban guru itu untuk bisa menurunkan atau memfasilitasi materi belajar. Itu juga harus dibuat seimbang dengan apa yang dia butuhkan untuk membuat kesehatan mentalnya juga cukup baik. Dan kita masih seperti itu," kata Tari menyampaikan.
Salah satu program HR yang dijalankan untuk menjaga kesehatan mental para guru Sekolah Cikal adalah Pojok Kopi.
Pojok Kopi ini diadakan sebulan 1-2 kali, pada hari Jumat tertentu.
"Itu (Pojok Kopi) dimana semua staf kita nih ada corner di semua sudut ya. Misalnya, ada pojok yang isinya es kopi atau es kopi susu yang kemudian bisa dinikmati oleh teman-teman guru," ujar Tari.
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR