"Pil KB progestin tidak menghambat ASI, tetapi justru mendukung pemberian ASI," ujar Hasto dikutip dari Kompas.id.
Pada dasarnya, saat menyusui, Moms tidak dianjurkan menggunakan pil KB kombinasi, pil KB yang umum digunakan untuk mencegah kehamilan, karena pil ini justru menghambat produksi ASI.
Pil progestin ini bisa digunakan setelah 40 hari persalinan atau setelah masa nifas selesai dan bisa digunakan seterusnya setidaknya sampai berhenti menyusui ketika anak berusia 2 tahun.
Memperjelas penjelasan Hasto, Deputi Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Eni Gustina mengatakan, pil KB progestin sebenarnya sudah ada sejak tahun 1990-an.
Akan tetapi saat itu, informasi tentang pil yang juga disebut Exluton atau pil mini itu umumnya hanya dimiliki tenaga kesehatan.
Pil hanya akan diberikan jika ibu yang baru melahirkan menginginkan untuk menggunakan kontrasepsi
Menurutnya, pemahaman KB yang semula bermanfaat hanya untuk mengurangi jumlah anak berubah menjadi eningkatkan kualitas keluarga dan kesehatan reproduksi perempuan.
Sehingga, kaum perempuan kini juga bebas menentukan jenis kontrasepsi yang paling cocok sesuai kondisi tubuhnya.
Hasto kembali mentuturkan bahwa terganggunya produksi ASI saat menggunakan pil KB memang masih jadi kekhawatiran.
"Pil KB progestin ini tidak membuat gemuk. Namun, ibu yang mengonsumsi pil ini terkadang menstruasinya menjadi tidak teratur atau tidak keluar sama sekali. Namun, itu bukan masalah," jelas Hasto.
"Mereka yang menggunakan pil progestin atau kontrasepsi suntik progestin, maka jaringan di dalam rahim itu tidak terbentuk sehingga terkadang tidak ada darah menstruasi yang keluar," tambahnya.
Baca Juga: Cara Minum Pil KB dan Dosis yang Aman Digunakan, Yuk Simak!
Melebarkan Sayap Hingga Mancanegara, Natasha Rizky Gelar Exhibition Perdana di Jepang
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR