Jika pertumbuhan janin tidak sesuai dengan perkiraan usia kehamilan atau terjadi penurunan berat badan janin yang signifikan, ini bisa menjadi tanda adanya masalah.
Mekonium adalah tinja janin yang biasanya dikeluarkan setelah lahir.
Namun, jika janin mengalami stres, ia dapat mengeluarkan mekonium di dalam kandungan. Mekonium dalam cairan ketuban dapat menjadi tanda adanya stres pada janin.
Janin yang mengalami stres mungkin akan merespons stimulasi dari luar dengan cara yang berbeda. Ini bisa termasuk reaksi yang lebih lambat atau bahkan tidak merespons sama sekali terhadap rangsangan seperti sentuhan atau suara.
Variabilitas detak jantung janin merujuk pada fluktuasi normal dalam detak jantung janin. Jika variabilitas ini menurun atau menjadi terlalu datar, ini bisa mengindikasikan adanya masalah stres pada janin.
Intuisi ibu juga dapat berperan dalam mengenali adanya stres pada janin.
Jika calon ibu merasa gelisah atau khawatir mengenai pergerakan atau kesehatan janin, segera berkonsultasi dengan tenaga medis.
Penting untuk diingat bahwa tanda-tanda ini tidak selalu menunjukkan adanya stres pada janin, dan beberapa perubahan dalam pola atau perilaku janin mungkin normal dalam beberapa kasus.
Namun, jika Moms merasa ada sesuatu yang berbeda atau khawatir tentang kesehatan janin, segera konsultasikan dengan dokter atau bidan.
Pengawasan prenatal yang baik sangat penting untuk memastikan kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan. Semoga bermanfaat ya, Moms!
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Baru Punya Anak Pertama? Begini Ciri-ciri Janin Sehat Pada Tiap Trimester
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR