Partikel PM2.5, misalnya, dapat mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat mencemari darah dan jaringan tubuh.
Ketika partikel-partikel ini terhirup, mereka dapat mencapai organ reproduksi dan mempengaruhi fungsi normalnya.
Selain itu, polusi udara dapat menyebabkan inflamasi sistemik dalam tubuh, termasuk organ reproduksi.
Ini dapat mengganggu keseimbangan hormon, proses ovulasi, dan kualitas sperma.
Gangguan pada sistem imun juga dapat berdampak negatif pada kesuburan, karena sistem imun yang sehat diperlukan untuk menjaga keseimbangan reproduksi.
Polusi udara tidak hanya berdampak pada kesuburan sebelum kehamilan, tetapi juga selama kehamilan.
Paparan polusi udara pada masa kehamilan telah dikaitkan dengan risiko kelahiran prematur, pertumbuhan janin terhambat, dan masalah kesehatan lainnya pada bayi baru lahir.
Zat kimia berbahaya dalam polusi udara dapat mencapai janin melalui plasenta dan mempengaruhi perkembangannya.
Mengingat dampak serius polusi udara pada kesuburan dan kesehatan generasi mendatang, langkah-langkah perlindungan harus diambil:
1 Peningkatan Kesadaran
Edukasi mengenai dampak polusi udara pada kesuburan perlu ditingkatkan.
Baca Juga: Waspada ISPA pada Anak Saat Polusi Jakarta Memburuk, Ini Gejala ISPA pada Anak
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR