Nakita.id - Sekarang ini sedang ramai dibicarakan, apa perbedaan feeding rules dan responsive feeding?
Banyak yang masih bingung juga, terutama Moms yang baru memasuki fase MPASI anak.
Untuk mengetahui bedanya, simak selengkapnya di sini.
"Feeding Rules" dan "Responsive Feeding" adalah dua konsep yang berhubungan dengan cara memberi makan anak, terutama pada tahap awal perkembangannya.
Meskipun keduanya berfokus pada nutrisi dan pertumbuhan anak, mereka memiliki pendekatan yang berbeda.
Mari kita bahas perbedaan antara "Feeding Rules" dan "Responsive Feeding."
"Feeding Rules" merujuk pada pendekatan memberi makan anak berdasarkan aturan yang kaku atau panduan khusus yang harus diikuti oleh orangtua atau pengasuh.
Pendekatan ini cenderung mengutamakan jadwal makan yang telah ditentukan dan porsi makan tertentu, terlepas dari sinyal yang diberikan oleh anak.
Contohnya, mungkin ada peraturan yang mengharuskan anak untuk makan sejumlah makanan tertentu atau menghabiskan makanan di piring mereka.
Bahkan jika anak sudah merasa kenyang atau tidak tertarik pada makanan tersebut.
Keuntungan dari "Feeding Rules" mungkin termasuk kedisiplinan dalam menjaga pola makan yang teratur dan mengontrol asupan kalori anak.
Baca Juga: Astaga! Banyak yang Masih Nekat, Ini Bahaya Bayi Makan Terlalu Dini
Namun, pendekatan ini juga dapat mengabaikan isyarat lapar dan kenyang yang alami dari anak dan berpotensi menciptakan hubungan yang negatif terhadap makanan.
"Responsive Feeding" adalah pendekatan yang lebih sensitif terhadap isyarat lapar dan kenyang yang diberikan oleh anak.
Pendekatan ini menghargai peran anak dalam mengatur asupan makanan mereka sendiri.
Orangtua atau pengasuh cenderung mengamati dan mendengarkan isyarat anak terkait makanan, seperti ekspresi wajah, perilaku makan, dan kapan mereka menolak makan.
Dengan "Responsive Feeding," anak diberi kebebasan untuk mengontrol seberapa banyak mereka ingin makan.
Orangtua atau pengasuh tetap berperan sebagai fasilitator yang menawarkan beragam makanan sehat, tetapi memberikan kontrol kepada anak untuk memilih seberapa banyak mereka ingin makan berdasarkan nafsu makan mereka.
Pendekatan ini memiliki beberapa manfaat, seperti membantu anak mengembangkan hubungan positif dengan makanan, menghormati isyarat alami tubuh anak terkait makanan, dan mengurangi tekanan atau stres terkait makanan.
"Responsive Feeding" juga membantu anak belajar mengenali rasa lapar dan kenyang, yang pada gilirannya dapat mendukung pengaturan asupan makanan yang sehat saat mereka tumbuh.
Dengan memberikan perhatian lebih lanjut kepada beberapa poin kunci terkait "Responsive Feeding":
1. Menjaga Koneksi Emosional
2. Menghormati Preferensi Anak
Baca Juga: Bolehkah Bayi Makan Buah Naga? Ini Penjelasannya yang Perlu Diperhatikan Moms
3. Membantu Mencegah Masalah Makanan
4. Mengajarkan Keterampilan Makan yang Sehat
5. Mengurangi Stres Terkait Makanan
6. Mendukung Pertumbuhan yang Sehat
7. Mendorong Hubungan yang Positif dengan Makanan
Perbedaan utama antara "Feeding Rules" dan "Responsive Feeding" terletak pada pendekatan yang digunakan dalam memberi makan anak.
Sementara "Feeding Rules" mengandalkan aturan kaku terkait jadwal dan porsi makan, "Responsive Feeding" memberikan anak kontrol lebih besar atas asupan makanan mereka berdasarkan isyarat lapar dan kenyang yang mereka berikan.
Banyak ahli merekomendasikan pendekatan "Responsive Feeding" karena memungkinkan anak untuk mengembangkan hubungan positif dengan makanan, belajar mengenali isyarat tubuh mereka, dan mengatur pola makan yang sehat seiring pertumbuhan mereka.
Baca Juga: Penyebab Bayi Makan Banyak tapi Berat Badan Tidak Naik, Jangan Khawatir Moms!
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR