Kemudian setelah 6 bulan, Sita mengatakan untuk lanjut ke MPASI lokal atau yang dibuat secara rumahan sambil tetap menyusui bayi hingga usia 2 tahun.
"Manfaatnya adalah, dengan melaksanakan standar emas makanan yang baik itu selama 28 hari pertama atau hampir sebulan pertama, untuk bayi yang langsung menyusui itu risiko kematiannya menurun hingga 33 persen," ungkap Sita.
Dirinya bahkan menjelaskan, semakin lama waktu bayi dipisahkan dari ibunya atau tidak mendapat kesempatan menyusui langsung, risiko kematiannya bisa semakin meningkat.
"Jadi, belum sampai 6 bulan sudah ada manfaatnya ya yang sangat penting itu," ucapnya tegas.
Kemudian dari segi kandungannya, Sita juga menjelaskan bahwa ASI memiliki zat hidup di bawah mikroskop, sedangkan susu formula tidak sama sekali.
Selain itu, ASI juga lebih mudah dicerna bayi dan tidak bikin sembelit. Bahkan, bayi bisa tahan pup sampai sekitar satu minggu karena penyerapannya yang begitu baik oleh ASI.
"Dan juga, sistem imunnya lebih baik. Enggak gampang alergi, enggak gampang eksim, enggak gampang diare," sebut Sita.
"Terus juga, ada studi yang membuktikan bahwa IQ-nya (bayi yang disusu langsung) lebih tinggi daripada yang tidak disusu," tambahnya.
Tak sampai di situ. Menurut Sita, ASI, terutama ASI eksklusif, juga bermanfaat untuk mengaktifkan sinyal dari bayi pada ibu menyusui itu sendiri.
"Misalnya, bayinya sedang sakit atau kondisi tubuhnya sedang kurang fit. Itu air liurnya membawa informasi tentang kondisi tubuh si bayi, mungkin lagi ada virus atau apa.
Saat bayi menyusu, air liur itu sebenarnya masuk ke saluran ASI ibunya. Kemudian, saluran ASI ibunya ini mendapat informasi bahwa bayi butuh ASI mungkin dengan zat kekebalan tubuh atau antibodi lebih banyak. Itulah yang diproduksi oleh ASI ibu dan diberikan kepada bayi," katanya menerangkan.
Baca Juga: Bolehkah Perusahaan Mengurangi Jam Kerja Ibu Menyusui? Ini Jawaban ILO
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR