Ini dapat mencakup perkembangan tulang, otak, atau sistem saraf yang tidak sesuai dengan perkembangan yang seharusnya.
Terakhir, pertumbuhan janin yang lambat atau terhambat dapat menjadi tanda cacat janin, Moms. Ini dapat terjadi akibat berbagai masalah seperti gangguan plasenta atau kurangnya pasokan nutrisi ke janin.
Moms harus tahu, penyebab cacat janin dalam kandungan ini bisa sangat bervariasi dan seringkali sulit untuk diidentifikasi dengan pasti. Namun, faktor penyebab yang paling umum terjadi meliputi:
Mutasi genetik yang diwarisi dari salah satu atau kedua orangtua dapat meningkatkan risiko cacat janin.
Paparan terhadap zat berbahaya selama kehamilan seperti alkohol, obat-obatan terlarang, atau radiasi dapat meningkatkan risiko cacat janin.
Infeksi yang diidap selama kehamilan, terutama infeksi virus seperti rubella atau sitomegalovirus (CMV), ternyata juga dapat menyebabkan cacat janin.
Risiko cacat janin juga dapat dipengaruhi oleh usia ibu, Moms. Jadi, jika Moms sudah hamil di usia yang sangat muda atau sangat tua, maka tak dapat dipungkiri bahwa risiko cacat janin dalam kandungan menjadi lebih tinggi.
Moms harus tahu, penanganan cacat janin akan sangat bergantung pada jenis dan tingkat keparahannya.
Berikut beberapa upaya penanganan yang dapat diambil.
Beberapa cacat janin dapat diperbaiki melalui operasi atau perawatan medis setelah lahir.
Terapi rehabilitasi cocok apabila cacat yang tidak dapat diperbaiki sepenuhnya. Mulai dari fisioterapi, terapi bicara, atau terapi okupasi yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup anak yang terkena.
Rekomendasi Sunscreen untuk Si Kecil: Gently Sunscreen SPF50+ PA++++ dengan Serum Anti-Polusi!
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR