Sifat Ini merupakan bentuk kepasrahan kepada-Nya sebagai dzat yang Maha kuasa atas segala sesuatu.
Tidak ada rasa sedih dan kecewa atas keputusan yang diberikan-Nya.
Sebagian orang keliru dalam memahami sikap tawakal.
Mereka pasrah secara total kepada Allah SWT, tanpa ada ikhtiar terlebih dahulu.
Mereka berpikir tak perlu bekerja, jika dikehendaki oleh Allah SWT menjadi kaya maka pasti akan kaya.
Mereka tak mau belajar, jika Allah SWT menghendaki menjadi pintar maka pasti pintar, demikian seterusnya. Inilah sikap keliru yang harus ditinggalkan.
Tawakal bukan berarti menyerahkan nasib kepada Allah SWT secara mutlak. Akan tetapi harus didahului dengan ikhtiar yang sungguh-sungguh.
Dikisahkan, ada sahabat Nabi SAW datang menemui beliau tanpa terlebih dahulu mengikat untanya.
Saat ditanya, sahabat tersebut menjawab: "Aku tawakal kepada Allah SWT”.
Kemudian Nabi SAW meluruskan kesalahan dalam memahami makna tawakal tersebut dengan bersabda:
"Ikatlah terlebih dahulu untamu, kemudian setelah itu bertawakallah kepada Allah SWT".
Baca Juga: Rangkuman Materi Hakikat Mencintai Allah SWT, PAI Bab 7 Kelas X SMA Kurikulum Merdeka
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR