Tari mencontohkan, sekolah memiliki program dimana peserta didiknya harus membawa makanan sayuran.
"Jadi, siswa bawa makanan sayur dari rumah dan bisa berbagi dengan teman-temannya," ujarnya.
Contoh lainnya adalah, sekolah memilih program yang sangat mendukung kesehatan mental peserta didik.
"Anak-anak dengan kecenderungan depresi, masalah di sekolah, dan berkonflik dengan teman-temannya itu harus dideteksi sejak awal. Begitu kelihatan dan belum terjadi tindakan bullying, anak itu harus ditolong," kata Tari.
"Kemudian, dibantu dengan program-program supaya (peserta didik) bisa merasakan kegiatan kelompok yang beragam," lanjutnya.
Menurut Tari, apabila sekolah bisa menerapkan hal-hal tersebut, sekolah bisa menginternalisasi apa yang disebut sebagai faktor-faktor penting untuk mengembangkan murid-murid yang sehat mental dan bahagia.
Sebagai bentuk dorongan untuk menciptakan lingkungan sekolah sehat dan bahagia bagi anak, AIA memiliki program AIA Healthiest Schools.
Program yang sudah ada sejak 2022 kemarin ini berangkat dari tujuan besar AIA, yakni mengajak masyarakat Indonesia untuk hidup lebih sehat, lebih lama, dan lebih baik.
Ditambah, AIA Indonesia juga ingin mulai menciptakan generasi muda yang berdaya sejak dini.
"Di program ini, kita menyediakan materi pembelajaran yang sudah mendukung kurikulum yang ada saat ini, untuk lebih bisa mengajarkan atau mengajak anak untuk punya gaya hidup yang lebih sehat," kata Head of Brand & Sponsorship AIA Indonesia Gandis Mahatmi menjelaskan.
"Kurikulum yang kita buat ini sangat interaktif dan bisa disesuaikan dengan kegiatan di sekolah, supaya bukan cuma jadi belajar dan tahu, tapi anak-anak juga bisa menjalankan dan menginspirasi anak-anak lainnya," ujar Gandis menerangkan.
Baca Juga: Biar Punya Banyak Teman, Begini Cara Mengajarkan Anak Berteman di Sekolah
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR