Nakita.id – Persoalan tengkes (stunting) beberapa tahun terakhir ini menjadi perhatian utama pemerintah.
Pemerintah menargetkan pada akhir 2024, angka kejadian (prevalensi) tengkes secara nasional bisa ditekan ke angka 14 persen dari sebelumnya 17,8 persen pada 2023.
Untuk itu, pemerintah menggerakkan semua sektor agar berkontribusi menekan angka tengkes dari tahun ke tahun.
Tengkes atau stunting adalah kondisi di mana anak-anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun otak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang, tinggi badan anak, dan lingkar kepala di bawah standar.
Anak yang mengalami stunting tinggi badannya lebih pendek dari anak-anak seusianya. Hal ini terjadi karena asupan nutrisi yang tidak cukup dan pola asuh yang salah.
Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (Yayasan DKK) berkomitmen untuk ikut berkontribusi menekan angka kejadian stunting melalui program jangka pendek, yakni intervensi gizi berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan program jangka panjang berupa perbaikan sanitasi lingkungan.
Kedua program itu antara lain dilaksanakan di Kota Magelang bekerja sama dengan komunitas penggerak warga dan jajaran Pemerintah Kota Magelang.
Pada Kamis (31/8/2023), Yayasan DKK akan menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan komunitas Cegah Stunting Emak-emak Magelang Sehat (CETING EMAS) untuk program intervensi gizi untuk pencegahan stunting.
Acara digelar di TK Harapan, Lapangan Candi Nambangan, Kelurahan Rejo Utara, Kecamatan Magelang Tengah.
Pada acara yang sama, Yayasan DKK bersama komunitas Tembang Tidar akan meresmikan selesainya pembangunan hasil kerja sama dengan.
Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz turut menghadiri acara ini beserta jajarannya.
Baca Juga: Hindari Risikonya, Ini Upaya Pencegahan Stunting pada Bayi yang Bisa Dilakukan
Source | : | Siaran Pers |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR