Nakita.id – Disaat lelah menyusui secara langsung, tak sedikit Moms yang mungkin memilih memberikan susu dari botol.
Hal tersebut boleh-boleh saja dilakukan, tapi pastikan Moms mengetahui tata caranya yang benar.
Ya, jangan sampai pemberian susu di botol keliru, dan akhirnya justru menimbulkan dampak buruk bagi bayi.
Namun, tak hanya Moms, Dads juga tentunya perlu #BerperanSama mengetahuinya agar kesalahan tidak terjadi.
Lantas, seperti apa cara memberi bayi susu di botol yang tepat? Dan, apa saja kesalahan yang perlu dihindari?
Berikut ini penjelasan selengkapnya.
Melansir dari Motherhood, inilah beberapa kesalahan memberi susu di botol yang sering dilakukan yang perlu dihindari para orangtua.
Banyak ahli telah menunjukkan bahwa memanaskan botol plastik mungkin tidak baik untuk bayi.
Sayangnya, sterilisasi melibatkan suhu yang cukup tinggi. Untuk meminimalisir risiko bayi mengonsumsi mikroplastik, berikut adalah beberapa panduan tentang apa yang harus dihindari.
- Botol yang tidak disterilkan adalah tempat berkembang biaknya bakteri. Bayi sangat sensitif terhadap mikrob, dan bahkan sejumlah kecil dapat mengganggu sistem mereka.
- Botol yang tidak dibersihkan dengan baik dapat menyebabkan gangguan lambung, diare, dan penyakit lain yang dapat membahayakan bayi.
- Aturan umumnya adalah menggunakan air panas dan sabun, dan mencucinya setiap kali digunakan. Bongkar bagian-bagian botol agar Dads dapat membersihkan setiap sudut dan celah.
Ikuti petunjuk secara persis seperti yang tertera pada kemasan formula bayi.
Jangan encerkan, berlebihan mengukur, atau mengabaikan persyaratan penyimpanan.
Susu formula bayi sebaiknya tidak digunakan jika dibiarkan selama lebih dari dua jam pada suhu ruangan. Jadi, simpan di dalam freezer segera jika tidak digunakan.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jenis air yang Dads gunakan.
Sebagian besar orangtua mungkin menggunakan air keran, tetapi ini harus dihindari.
Dads perlu mendidihkannya, atau lebih baik lagi menyaringnya menggunakan sistem pemurnian air. Jika Dads menggunakan ASI, maka aturannya sedikit berbeda.
Pemanasan ulang ASI mengharuskan Dads untuk memanaskan susu dalam botol atau panci penghangat ganda.
Pemanasan langsung akan menghancurkan banyak nutrisi penting, sehingga beberapa ahli merekomendasikan memberikannya dalam keadaan dingin atau suhu ruangan.
Dengan demikian, pilih penghangat botol daripada mengikuti metode pemanasan tradisional.
Orangtua biasanya memanaskan formula langsung di dalam botol, dan sebagian besar botol bayi terbuat dari plastik.
Memanaskan botol plastik melepaskan mikroplastik ke dalam susu, dan ini dapat membahayakan bayi.
Meskipun Dads dapat mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan, mungkin lebih baik menghilangkan risiko sepenuhnya dari persamaan.
Pilih botol kaca daripada yang plastik. Botol kaca bersifat inert dan tidak bereaksi terhadap panas seperti botol plastik.
Namun, jika Dads khawatir botol kaca akan pecah, Dads dapat memilih botol bayi dari silikon sebagai alternatif. Ini sama amannya untuk bayi seperti yang terbuat dari kaca.
Beberapa bayi mungkin tidak memerlukan seluruh botol susu. Sayangnya, sebagian besar orangtua tidak tahu hal ini dan akhirnya memaksa memberi makan bayi.
Ini adalah salah satu kesalahan yang jarang dibahas dalam pemberian makan dengan botol.
Salah satu cara yang jelas untuk menghindari hal ini adalah dengan membuat batch kecil, karena Dads tentu tidak ingin menggunakan sisa susu yang tersisa.
Untuk menghindari memberi makan bayi secara berlebihan, carilah botol bayi yang memiliki puting dengan lubang yang lebih kecil. Ini akan memastikan aliran susu yang aman dan stabil daripada susu keluar terlalu banyak.
Bayi yang diberi ASI cenderung kurang rentan terhadap pemberian makan berlebih daripada bayi yang diberi susu botol.
Nah, itu dia beberapa kesalahan memberi susu di botol yang sering dilakukan para orangtua.
Dads sebagai suami perlu #BerperanSama membantu Moms menghindarinya, ya. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Ayah Berperan Sama Mengasuh Bayi Baru Lahir, Inilah yang Harus Dilakukan
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR