Nakita.id - Stunting atau kondisi gagal tumbuh hingga saat ini masih jadi perhatian pemerintah Indonesia.
Pasalnya, berdasarkan proyeksi tahun 2023, angka stunting diharapkan turun menjadi 17,8 persen.
Proyeksi ini menjadi landasan untuk mencapai target angka tengkes pada 2024 yang susut menjadi 14 persen.
Keberhasilan stunting pada dasarnya tidak hanya peran ibu dari anak tersebut saja.
Pemerintah mengimbau keluarga juga melakukan perannya dalam upaya pencegahan stunting.
Mengingat, penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi yang cukup lama dan infeksi berulang.
Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin juga sempat menekankan pentingnya peran keluarga dalam menanggulangi stunting.
"Keluarga memiliki peran signifikan dalam pencegahan maupun penanggulangan stunting. Karena masalah gizi, sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup keluarga,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat menghadiri acara Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) Ke-28 Tahun 2021, serta Peluncuran Vaksinasi Bagi Ibu Hamil, Menyusui dan Anak Usia 12 – 18 Tahun, melalui konferensi video di Kediaman Resmi Wapres, Jl. Diponegoro No. 2, Jakarta Pusat, Selasa (29/06/2021), dikutip dari laman resmi Setneg.
Tak hanya itu, ia juga menjelaskan bahwa ada berbagai upaya yang sudah dilakukan pemerintah untuk menurunkan prevalensi stunting.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menajamkan berbagai intervensi gizi pada sektor kesehatan untuk menyasar ibu hamil dan anak usia 0-23 bulan.
"Pemerintah juga menggiatkan berbagai intervensi yang mendukung peningkatan kualitas gizi dan kesehatan pada anak dan ibu hamil, seperti akses air, sanitasi, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), akses pangan bergizi, juga perilaku hidup bersih dan sehat," ujarnya.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Vitamin Anak yang Bisa Diberikan untuk Mencegah Stunting
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR