"Termasuk, ketika mungkin bayi sudah lahir dan ternyata ada kondisi lain yang perlu segera ditindaklanjuti," tambah Metta.
Selain itu, Metta menyarankan para pasutri untuk mencari tahu terlebih dahulu dari perusahaan tempatnya bekerja.
"Apabila memang (biaya persalinan) ini di-cover oleh perusahaan, itu jatahnya berapa? Biar pun di-cover perusahaan, tetap harus kita siapkan dana tambahannya," sarannya.
Namun sebelum mulai menentukan berapa dana persalinan yang harus disiapkan, Metta menyarankan untuk melakukan survei terlebih dahulu ke rumah sakit yang dituju untuk bersalin.
"Apabila di rumah sakit itu misalnya (biaya persalinannya) sekian, mungkin kita bisa siapkan dananya mungkin 50 persen lebih tinggi dari dana sekian tersebut," ujar Metta.
Tak lupa juga, Metta menyarankan untuk memanfaatkan BPJS Kesehatan untuk meng-cover biaya persalinan nanti. Khususnya, untuk pasutri yang bekerja dengan gaji UMR.
"Jadi, jangan ragu untuk mencoba mencari berbagai alternatif yang available dan enggak perlu gengsi juga.
Jangan kita (pasutri) memaksakan kondisi lahiran yang bagus, yang nyaman, tapi ternyata ada risiko yang membuat kita malah enggak siap," katanya berpesan.
Selain itu, Metta juga menyarankan bagi semua pasutri untuk menyisihkan sedikit penghasilannya untuk asuransi kesehatan, baik itu untuk BPJS Kesehatan maupun asuransi kesehatan lainnya.
"Untuk BPJS Kesehatan mandiri, itu idealnya sudah dimasukkan ke dalam anggaran harian tadi, yang 50% kebutuhan," sebutnya.
Baca Juga: Kisaran Biaya Persalinan Caesar Tanpa BPJS Kesehatan
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR