Nakita.id - Stunting di Indonesia masih menjadi perhatian khusus pemerintah.
Hal ini karena masalah kesehatan global ini memang memengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak-anak.
Stunting adalah kondisi kronis yang disebabkan oleh defisit gizi dan asupan nutrisi yang tidak mencukupi selama periode kritis pertumbuhan anak.
1. Kekurangan Gizi pada Ibu Hamil: Gizi yang buruk selama kehamilan dapat mengakibatkan bayi lahir dengan berat badan rendah dan pertumbuhan yang terhambat. Gizi yang tidak mencukupi bagi ibu juga dapat mengurangi produksi ASI, yang sangat penting untuk pertumbuhan awal bayi.
2. Gizi Buruk pada Bayi dan Anak-Anak: Anak-anak yang tidak menerima makanan yang cukup, kualitas gizi yang baik, atau makanan yang mengandung nutrisi penting seperti protein, zat besi, vitamin, dan mineral dapat mengalami stunting.
3. Infeksi yang Berulang: Infeksi seperti diare dan infeksi pernapasan yang sering terjadi dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan menghambat pertumbuhan anak.
4. Polusi Udara: Terpapar polusi udara yang tinggi, terutama pada masa awal kehidupan, dapat berdampak negatif pada pertumbuhan fisik anak.
5. Air Bersih yang Tidak Layak: Akses yang terbatas terhadap air bersih dan sanitasi yang buruk dapat meningkatkan risiko infeksi dan gangguan pertumbuhan.
6. Ketidakseimbangan Gizi: Pemberian makanan yang tidak seimbang, termasuk makanan yang mengandung terlalu banyak gula atau makanan cepat saji yang kurang nutrisi, dapat mengganggu pertumbuhan normal anak.
Stunting memiliki dampak serius pada anak-anak dan masyarakat secara keseluruhan:
Baca Juga: Benarkah Stunting Dipengaruhi karena Faktor Keturunan? Mitos atau Fakta?
1. Gangguan Pertumbuhan dan Kecerdasan: Anak-anak yang mengalami stunting mungkin memiliki tinggi badan yang lebih pendek dan perkembangan kognitif yang terhambat. Ini dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk belajar dan berkembang.
2. Penyakit Kronis: Stunting dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi di kemudian hari.
3. Risiko Kematian yang Tinggi: Anak-anak yang mengalami stunting memiliki risiko kematian yang lebih tinggi, terutama jika mereka juga menderita infeksi dan penyakit.
4. Pengaruh Terhadap Produktivitas Dewasa: Stunting pada masa anak-anak dapat menghambat kemampuan seseorang untuk bekerja secara produktif di kemudian hari, yang dapat memengaruhi perkembangan ekonomi negara.
Pencegahan dan Penanganan
Pencegahan stunting memerlukan upaya bersama dari pemerintah, keluarga, dan masyarakat. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:
- Pemberian Gizi yang Baik Selama Kehamilan: Ibu hamil perlu mendapatkan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan janin yang sehat.
- Pemberian ASI yang Adekuat: ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi sangat penting untuk perkembangan awal mereka.
- Pemberian Makanan Pendamping ASI: Setelah enam bulan, anak-anak perlu makanan tambahan yang kaya akan nutrisi, termasuk buah, sayuran, daging, dan sumber protein lainnya.
- Akses Terhadap Air Bersih dan Sanitasi yang Baik: Air bersih dan sanitasi yang memadai adalah kunci untuk mencegah infeksi yang dapat mengganggu pertumbuhan.
- Edukasi Gizi: Memberikan pendidikan tentang gizi yang baik kepada keluarga dan masyarakat dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya makanan yang seimbang.
Baca Juga: Semua Anak Pendek Selalu Dianggap Stunting, Padahal Begini Faktanya
Kulkas Side by Side New Belleza 4 Pintu dari Polytron, Dirancang Khusus untuk Dukung Tren Gaya Hidup Modern
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR