Nakita.id - Belum lama ini, viral unggahan seorang ibu mengenai anaknya yang masih bayi dikerok tubuhnya oleh sang perawat.
Hal ini mencuri perhatian banyak orang dan membuat para orang tua miris, karena kerokan pada bayi memanglah berbahaya.
Kerokan adalah praktik tradisional yang melibatkan penggunaan ujung logam yang tumpul, seperti uang logam atau beling, untuk menggosok permukaan kulit dengan tujuan meredakan sakit atau ketegangan.
Praktik ini sering digunakan pada orang dewasa sebagai bentuk perawatan alternatif. Namun, sangat penting untuk menyadari bahwa kerokan tidak sesuai untuk bayi dan anak-anak.
Dalam artikel ini, kita akan membahas bahaya kerokan pada bayi dan mengapa praktik ini harus dihindari.
1. Kulit Sensitif Bayi
Bayi memiliki kulit yang sangat sensitif dan tipis. Kulit mereka lebih rentan terhadap kerusakan dan iritasi.
Menggunakan alat keras seperti uang logam atau beling untuk menggosok kulit bayi dapat menyebabkan luka, lecet, atau iritasi yang parah. Bayi juga rentan terhadap infeksi kulit jika ada luka terbuka.
2. Potensi Infeksi
Praktik kerokan sering melibatkan menggosok kulit dengan benda-benda yang mungkin tidak steril.
Jika alat-alat ini digunakan tanpa sterilisasi yang benar, ada risiko infeksi bakteri atau virus.
Baca Juga: Benarkah Kerokan Bisa Menyembuhkan Masuk Angin? Ini Penjelasannya
Bayi memiliki sistem kekebalan yang belum sepenuhnya berkembang, sehingga mereka lebih rentan terhadap infeksi.
3. Risiko Cedera Otot atau Tulang
Kerokan dilakukan untuk meredakan ketegangan otot atau nyeri. Namun, pada bayi yang memiliki tubuh yang sangat lembut dan rentan, praktik ini dapat menyebabkan cedera otot atau tulang.
Bayi masih dalam masa pertumbuhan aktif, dan cedera pada tulang atau otot dapat mengganggu perkembangan normal mereka.
4. Risiko Kejut Panas
Kerokan sering dilakukan dengan menggosokkan permukaan kulit yang telah diolesi minyak atau balsem.
Jika minyak atau balsem tersebut digunakan dengan berlebihan atau digunakan pada kulit bayi, ada risiko terjadinya kejut panas.
Kejut panas dapat menyebabkan demam, kemerahan, atau iritasi pada kulit bayi.
5. Ketidaknyamanan dan Trauma Emosional
Bayi yang mengalami kerokan mungkin merasa tidak nyaman atau takut.
Praktik ini dapat menciptakan pengalaman yang traumatis dan menimbulkan ketidaknyamanan yang tidak perlu pada bayi.
Baca Juga: Siapa Bilang Cara Mengatasi Masuk Angin Cuma Kerokan? Ini 7 Tips Alami untuk Menyembuhkannya
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR