Mereka biasanya tidak didengarkan dan berhadapan dengan pola pengasuhan yang penuh tekanan dan kekerasan.
"Teknik ini sebenarnya kembali pada bagaimana cara untuk memanusiakan manusia, yang merupakan pondasi awal dalam berinteraksi dengan anak-anak dari usia berapa pun," ujarnya.
Menurutnya, jika membicarakan anak-anak yang memiliki sejumlah keterbatasan, rasa utama yang muncul dalam diri mereka sebenarnya adalah ketidakberdayaan.
Terlebih, sebagai anak-anak perasaan ini akan menjadi sangat berat karena mereka belum memiliki pengalaman untuk melewati masa sulit itu.
Akibatnya, kepercayaan diri mereka akan semakin menurun.
"Nah, yang susah biasanya yang paling butuh dicintai itu biasanya yang cara meminta cintanya itu paling menyebalkan. Karena paling tidak tahu, paling tidak punya pengalaman, paling tidak merasa aman. Sehingga seringkali anak-anak seperti ini juga menjadi tantangan terbesar bagi guru-gurunya," ucapnya.
Dalam menghadapi anak-anak seperti itu, Najelaa mengatakan guru dan orang tua harus memiliki kesabaran ekstra dan mengerti bahwa sebenarnya mereka membutuhkan cinta kasih walau terlihat menolak.
Reaksi anak yang terlihat menutup diri bukan karena mereka tidak ingin menjalin hubungan emosional dengan gurunya, melainkan karena membawa pengalaman traumatis atau penuh tekanan sebelumnya.
Oleh karena itu, konsistensi dalam menunjukkan sikap positif, mendukung, dan memberikan kasih sayang adalah kunci untuk membangun hubungan yang mendalam dengan mereka.
“Satu komentar positif, satu orang yang membela dalam satu peristiwa, itu bisa menjadi memori yang diulang-ulang terus dalam kondisi susah. Jadi sangat amat bermakna semua interaksi yang terjadi dalam setiap hari,” tambahnya.
Dengan memberikan kasih sayang dan dukungan yang konsisten, guru dapat membantu anak-anak ini merasa dihargai dan terinspirasi untuk menghadapi kehidupan dengan semangat.
Baca Juga: Momen Mengharukan Balita Nangis Setelah Ayahnya Pulang Berdinas, Langsung Viral di TikTok
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menurut Pakar, Ini Tanda Anak Kurang Kasih Sayang dan Cara Menghadapinya"
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR