Terakhir, 12,7% memiliki alergi makanan saat masih bayi.
Awalnya, para ilmuwan mengira bahwa bayi yang dilahirkan secara caesar akan terpapar bakteri-bakteri dari jalan lahir yang dapat mengganggu sistem kekebalannya.
Namun, dokter anak dan Ketua Pediatri di Providence Saint John’s Health Center, California, AS Dr. Danelle Fisher mengatakan adanya implikasi dari anggapan tersebut.
Menurut Dr. Fisher, persalinan caesar dan persalinan normal belum menjadi pertimbangan utama dalam menangani alergi makanan pada bayi.
"Saya pikir penelitian ini sangat menarik untuk memberi tahu kami sebagai dokter bahwa kami tidak harus bergantung pada riwayat kelahiran mereka untuk memberi kami petunjuk (penyebab alergi makanan pada bayi)," ujar Dr. Fisher.
Akan tetapi, dokter anak ini menyebutkan beberapa faktor yang dapat berkontribusi.
Misalnya, dokter sering memberikan antiobiotik kepada ibu selama operasi caesar, sehingga dapat memengaruhi komposisi bakteri usus bayi.
Melansir Cedars Sinai, sampai sekarang, penyebab sebenarnya alergi makanan pada bayi bisa muncul masih belum jelas.
Namun, alergi makanan akan muncul dengan sendirinya ketika sistem kekebalan bayi memutuskan bahwa suatu makanan merupakan 'tanda bahaya' bagi kesehatannya.
Kemudian, sistem kekebalan bayi mengirimkan antibodi imunoglobulin E (IgE), dimana antibodi ini akan bereaksi terhadap makanan tertentu.
Sehingga, menyebabkan pelepasan histamin dan bahan kimia lainnya yang dapat menimbulkan beberapa gejala.
Baca Juga: Penyebab Anak Kurus, Apakah Selalu karena Cacingan? Cari Tahu Penjelasannya di Sini!
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR