Nakita.id - Mitos atau fakta, benarkah bayi yang terlahir caesar berisiko tinggi alami alergi terhadap makanan?
Tidak sedikit bayi yang dilahirkan secara caesar, tetapi tidak sedikit pula bayi yang memiliki alergi terhadap makanan tertentu.
Moms harus tahu, bayi dengan alergi makanan tertentu dapat menyebabkan sistem imunnya bereaksi secara berlebihan.
Mulai dari tingkat ringan hingga tingkat yang dapat mengancam nyawa.
Mungkin Moms pernah mendengar, jika bayi terlahir secara caesar, maka dapat berisiko tinggi alami alergi terhadap makanan tertentu.
Misalnya seperti, alergi susu, alergi telur, alergi kacang, dan lain-lain.
Namun, benarkah anggapan tersebut?
Melansir Medical News Today, penelitian terbaru di Journal of Allergy and Clinical Immunology: In Practice mengungkap bahwa persalinan caesar tidak meningkatkan risiko munculnya alergi makanan pada bayi.
Hal ini sudah dibuktikan oleh para periset dari Murdoch Children's Research Institute asal Australia melalui penelitian ke lebih dari 2000 bayi.
Sebanyak 30% bayi yang terlahir caesar memiliki alergi makanan.
Kemudian, 13,2% bayi yang terlahir normal memiliki alergi makanan.
Baca Juga: Jangan Dianggap Sepele, Inilah Penyebab Telinga Gatal Salah Satunya karena Infeksi
Terakhir, 12,7% memiliki alergi makanan saat masih bayi.
Awalnya, para ilmuwan mengira bahwa bayi yang dilahirkan secara caesar akan terpapar bakteri-bakteri dari jalan lahir yang dapat mengganggu sistem kekebalannya.
Namun, dokter anak dan Ketua Pediatri di Providence Saint John’s Health Center, California, AS Dr. Danelle Fisher mengatakan adanya implikasi dari anggapan tersebut.
Menurut Dr. Fisher, persalinan caesar dan persalinan normal belum menjadi pertimbangan utama dalam menangani alergi makanan pada bayi.
"Saya pikir penelitian ini sangat menarik untuk memberi tahu kami sebagai dokter bahwa kami tidak harus bergantung pada riwayat kelahiran mereka untuk memberi kami petunjuk (penyebab alergi makanan pada bayi)," ujar Dr. Fisher.
Akan tetapi, dokter anak ini menyebutkan beberapa faktor yang dapat berkontribusi.
Misalnya, dokter sering memberikan antiobiotik kepada ibu selama operasi caesar, sehingga dapat memengaruhi komposisi bakteri usus bayi.
Melansir Cedars Sinai, sampai sekarang, penyebab sebenarnya alergi makanan pada bayi bisa muncul masih belum jelas.
Namun, alergi makanan akan muncul dengan sendirinya ketika sistem kekebalan bayi memutuskan bahwa suatu makanan merupakan 'tanda bahaya' bagi kesehatannya.
Kemudian, sistem kekebalan bayi mengirimkan antibodi imunoglobulin E (IgE), dimana antibodi ini akan bereaksi terhadap makanan tertentu.
Sehingga, menyebabkan pelepasan histamin dan bahan kimia lainnya yang dapat menimbulkan beberapa gejala.
Baca Juga: Penyebab Anak Kurus, Apakah Selalu karena Cacingan? Cari Tahu Penjelasannya di Sini!
Diantaranya seperti gatal-gatal,asma, gatal di mulut, kesulitan bernapas, sakit perut, muntah, atau bahkan diare.
Beberapa makanan yang dapat menimbulkan alergi pada bayi adalah:
- Susu
- Telur
- Gandum
- Kacang kedelai
- Kacang-kacangan
- Ikan
- Kerang-kerangan
Meski alergi makanan pada bayi ini dapat hilang dengan sendiri, ada beberapa kasus dimana alergi makanan ini dapat bertahan seumur hidupnya.
Sebaiknya diskusikan dengan tenaga medis profesional terkait alergi makanan yang dialami Si Kecil. Semoga bermanfaat ya, Moms.
Baca Juga: Mengenal Alergi yang Bisa Terjadi Pada Ibu Hamil, Termasuk Alergi Makanan dan Serangan Asma
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR