Nakita.id - Beberapa bulan belakangan, masyarakat Indonesia mengeluhkan suhu panas yang ekstrem.
Hal ini juga dikeluhkan oleh salah satu unggahan di akun X, @tanyarlfes, juga mengeluhkan soal suhu yang panas.
"Surabaya simulasi neraka kah ini. Tembok kontrakannku anget bgt bahkan pas udah malam pun," tulis unggahan tersebut pada Kamis (28/9/2023).
Dalam unggahannya tertulis bahwa cuaca panas di Pulau Jawa masih akan berlanjut di beberapa daerah, seperti Surabaya, Semarang, Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung.
Di mana suhu tertinggi terjadi di Semarang dan Jakarta yang mencapai 37 derajat celsius pada Rabu (27/9/2023).
Hingga Jumat (29/9/2023) siang, unggahan tersebut telah dilihat sebanyak 198.000 kali dan mendapatkan lebih dari 340 komentar dari warganet.
Lantas, apa penyebabnya, dan sampai kapan suhu panas Pulau Jawa akan berlangsung?
Saat dikonfirmasi, Senior Forecaster BMKG Muhammad Irsal menyampaikan bahwa memang pada dua hari terakhir, suhu udara maksimum di wilayah Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi) terpantau mencapai 36-37 derajat celsius.
Ia menyampaikan, kondisi suhu panas tersebut adalah hal yang normal terjadi karena masa pancaroba.
"Kondisi ini merupakan hal yang biasa dan normal terjadi pada periode peralihan musim (pancaroba) seperti saat ini," ujar Muhammad Irsal kepada Kompas.com, Jumat (29/9/2023).
Ia melanjutkan, kondisi suhu panas atau terik ini dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:
Baca Juga: Waspada Cuaca Ekstrem! BMKG Beri Peringatan Pada Wilayah Indonesia Bagian Ini
1. Sinar Matahari yang optimal
Faktor pertama, kata Muhammad Irsal, dikarenakan pemanasan sinar Matahari yang cukup optimal. Di mana, ini terjadi pada pagi menjelang siang hari.
"Saat ini, posisi semu Matahari (pada bulan September) berada tepat di atas khatulistiwa. Sehingga, penerimaan sinar Matahari cukup merata di wilayah Indonesia termasuk di wilayah Jabodetabek," terang dia.
2. Kondisi cuaca cerah dengan tingkat pertumbuhan awan yang minim
Kemudian, faktor kedua, disebabkan karena kondisi cuaca cerah.
Di mana, kondisi cuaca cerah dengan tingkat pertumbuhan awan yang minim turut memicu optimalnya pemanasan sinar Matahari.
"Seperti diketahui bahwa pertumbuhan awan dapat menghalangi sinar Matahari langsung ke permukaan Bumi," pungkasnya.
Sementara itu, Koordinator Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jateng Iis Widya Harmoko menyampaikan bahwa kondisi suhu panas ini masih akan berlangsung hingga Oktober 2023.
"Nanti puncaknya sekitar bulan Oktober tanggal 20-an dan (suhu) akan turun lagi mulai November dan turun lagi Desember," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (28/9/2023).
"Diperkirakan suhu di Jawa Tengah sampai dengan Oktober akan berkisar antara 37-38 derajat celsius," lanjutnya.
Dia menambahkan, kondisi saat ini hampir sama dengan 2015 dan 2019 lalu karena merupakan tahun kering dan secara klimatologis diperkirakan akan ada kenaikan suhu sampai Oktober.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Suhu Panas Melanda Beberapa Wilayah Pulau Jawa, Berlangsung sampai Kapan?"
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR