Nakita.id - Stunting atau pertumbuhan anak yang terhambat hingga saat ini masih jadi prioritas penanganan di Indonesia.
Perlu diketahui, menurut WHO, stunting ini terjadi ketika anak mengalami defisit pertumbuhan.
Hal ini terjadi akibat kekurangan gizi dan nutrisi selama periode pertumbuhan awalnya, terutama dalam dua tahun pertama kehidupannya.
Melansir dari berbagai sumber, berikut akan dibahas beberapa dampak stunting jangka pendek yang memengaruhi anak-anak dan masyarakat secara umum.
Salah satu dampak paling terlihat dari stunting adalah keterlambatan perkembangan fisik dan kognitif pada anak-anak.
Anak-anak yang mengalami stunting cenderung memiliki tinggi badan dan berat badan yang lebih rendah dari rekan-rekan mereka yang sebaya.
Ini juga dapat memengaruhi perkembangan otak mereka.
Perkembangan obatnya menghambat kemampuan kognitif, seperti kemampuan belajar, ingatan, dan pemecahan masalah.
Stunting dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh anak-anak, membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit infeksi dan penyakit lainnya.
Karena defisit nutrisi, anak-anak yang mengalami stunting memiliki pertahanan tubuh yang lemah.
Akhirnya, hal tersebut membuat mereka lebih sering sakit dan memerlukan perawatan medis yang lebih sering.
Baca Juga: Inilah Panduan Gizi Anak Stunting untuk Memperbaiki Kualitas Hidupnya
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR